Babak Baru Penyelamatan Buaya Berkalung Ban bersama Forrest Galante dari Animal Planet

Kini Forrest Galante seorang pakar biologi satwa liar dan presenter program tayangan Animal Planet akan melakukan misi penyelamatan buaya berkalung ban.

oleh Heri Susanto diperbarui 20 Feb 2020, 15:00 WIB
Satgas Penanganan Buaya Berkalung Ban tengah memantau keberadaan buaya di Sungai Palu, Selasa (11/2/2020). (Liputan6.com/Heri Susanto)

Liputan6.com, Palu - Setelah berbagai upaya belum membuahkan hasil, babak baru penyelamatan buaya berkalung ban akan dimulai kembali. Seorang pakar biologi satwa liar yang juga presenter Animal Planet bersama timnya telah mengantongi surat dukungan dari Kementerian LHK untuk melakukan misi penyelamatan di Palu.

Pihak BKSDA Sulteng meski mengaku siap, tetapi menegaskan tim yang akan datang harus mengikuti proses yang telah dibuat Satgas Penyelamatan Buaya Berkalung Ban.

Usai Matt Wright yang belum berhasil dalam misi penyelamatan buaya berkalung ban, kini Forrest Galante seorang pakar biologi satwa liar dan presenter program tayangan Animal Planet akan melakukan misi serupa di Kota Palu.

Surat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) juga telah dikeluarkan.

Dalam surat tertanggal 18 Februari 2020 yang ditujukan ke BKSDA Sulteng tersebut, KLHK meminta pihak BKSDA Sulteng untuk mengoordinasi upaya penyelamatan buaya berkalung ban yang dilakukan Forrest Galante dan timnya, termasuk mengatur produksi tayangan Discovery Channel tentang misi penyelamatan tersebut seperti yang tercantum dalam surat.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Koordinasi dengan BKSDA Sulteng

Foto yang diambil pada tanggal 20 September 2016 ini menunjukkan seekor buaya terlilit ban di sekitar lehernya di sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah. Pada Desember lalu, kondisi ban tampak sempit karena tubuh buaya yang kian membesar. (AFP Photo/Arfa)

Kepala Satgas Penanganan Buaya Berkalung Ban dari BKSDA Sulteng, Haruna Hamma, menyatakan meski telah menerima surat dukungan tersebut dari kementerian, tetapi BKSDA Sulteng belum menjawab permohonan tersebut secara langsung kepada tim penyelamat yang akan datang sebab belum ada koordinasi langsung kepada kepala BKSDA Sulteng dari tim itu.

Selain itu, tim penyelamat yang akan datang, ditambahkan Haruna, juga mesti menghormati proses yang tengah dilakukan Satgas Penyelamatan Buaya Berkalung ban terhadap satwa tersebut.

"Pada prinsipnya kami siap menerima mereka. Selain harus berkoordinasi langsung dengan Kepala BKSDA Sulteng, mereka juga harus paham bahwa satgas masih menghentikan sementara penangkapan buaya itu untuk pemulihan kondisinya. Mungkin dua sampai tiga pekan," Kata Haruna Hamma di kantornya, Rabu (19/2/2020).

Pihak BKSDA Sulteng juga masih belum memberi kepastian waktu bergabungnya Forrest Galante dan tim produksi Discovery Channel dalam misi penyelamatan buaya muara yang telah bertahun-tahun berkeliaran dengan ban mengalung di lehernya itu.

Surat penawaran membantu penyelamatan buaya berkalung ban dari pihak Discovery Channel melalui PT Media Nusantara Film diajukan ke KLHK pada 17 Februari 2020. Sedangkan, dukungan dari KLHK dikeluarkan pada 18 Februari 2020, atau sehari setelah kepulangan Matt Wright, presenter National Geographic ke Australia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya