Polri dan PSSI Gelar Rakor Perdana Tangkal Mafia Bola

Ketua PSSI Iriawan menambahkan, rakor ini sangat ditunggu dalam rangka memberantas mafia bola.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 20 Feb 2020, 14:29 WIB
Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

Liputan6.com, Jakarta - Polri dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menggelar rapat koordinasi (rakor) demi mengawal jalannya liga dan menangkal mafia bola. Ketua Satgas Anti Mafia Bola Brigjen Hendro Pandowo menyampaikan, ini menjadi rapat perdana Satgas Anti Mafia Bola Jilid III bersama dengan PSSI.

"Untuk tugas kita sudah disampaikan tetap melakukan monitoring dan pengawasan. Terutama jangan sampai terjadi match fixing kembali, pengaturan skor, dari berbagai aspek," tutur Hendro di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2020).

Menurut Hendro, pihaknya bersama PSSI berkaca lewat kinerja Satgas Anti Mafia Bola Jilid I dan II. Kali ini, tim akan lebih fokus terhadap monitoring dan pengawasan lewat tindakan preventif.

"Karena kan ada beberapa orang yang sudah dilakukan penangkapan. Kalau kita lihat dari para pelakunya kan konspirasi dari berbagai pihak. Kemarin ada oknum PSSI, ada oknum wasit dan perangkatnya, ada dari manager, ada dari perantara. Artinya keberadaan satgas ini jangan sampai kontra-produktif, tapi mendorong berprestasi," jelas dia.

Hendro menyebut, berdasarkan instruksi Kapolri Jendral Idham Azis, masa kerja Satgas Anti Mafia Bola Jilid III mulai 1 Februari hingga 30 Agustus 2020. Tim kemudian langsung melakukan koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), PSSI, hingga Klub Liga 1, 2, dan 3.

"Kami sampaikan ada 18 tersangka yang ditangkap, ada lima berkas, semua sudah dalam proses ke peradilan. Artinya jangan sampai Jilid III ini ada kejadian seperti kemarin. Tetapi lebih kepada tindakan preventif," kata Hendro.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pengawasan Ketat

Dalam prosesnya, polisi tentunya tidak langsung terjun dalam teknis pertandingan untuk melakukan pengawasan. Satgas Anti Mafia Bola akan mengamati tanpa mengganggu jalannya laga pertandingan.

"Misalkan pada saat pertandingan tiba-tiba itu pemain jatuh sendiri. Orang tidak ada lawan yang nendang tiba-tiba jatuh sendiri, atau kemudian dia wasit menunjuk titik putih tidak ada pelanggaran. Itu kan masuk kepada monitoring kita, pengawasan kita. Artinya tidak dalam teknis di lapangan, monitoring bisa dimana saja. Dari call center, rekan media, dari video pertandingan, jadi itu bahan kita," ujar Hendro.

Ketua PSSI Iriawan menambahkan, rakor ini menjadi yang sangat ditunggu dalam rangka memberantas mafia bola.

"Ini alhamdulillah kita bisa terlaksana kegiatan hari ini. Ini adalah momen yang luar biasa, yang kita tunggu-tunggu sebetulnya. Karena dalam kurun waktu dari tahun 30 baru kali ini kita rakor bersama antara PSSI dengan kepolisian," kata Iriawan.

Pria yang akrab dikenal dengan sapaan Iwan Bule itu menegaskan komitmennya memberantas mafia bola. Dia pun turut berkoordinasi terkait jadwal laga pertandingan, agar mendapat pengawalan maksimal dari Polri.

"Saya sampaikan dalam kongres kemarin kita ingin perubahan. Saya terbuka lebar Pak Hendro, silahkan komunikasikan kepada kami. Apabila masih ada main-main dalam hal match fixing kami akan membuka lebar dan bekerjasama dengan baik. Kita komitemen semua untuk menciptakan sepak bola yang berkualitas dan bermartabat," Iriawan menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya