Liputan6.com, Hanau - Kasus penembakan brutal yang terjadi di bar-bar shisha di kota Hanau, Jerman Barat pada awalnya dilaporkan menewaskan delapan orang dan beberapa lainnya terluka.
Namun kemudian, korban bertambah satu dan secara total menjadi sembilan, bertambah dari mereka yang menderita luka-luka sebelumnya. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/2/2020).
Advertisement
Polisi juga telah melaporkan bahwa tersangka penembakan ditemukan tewas di rumahnya, bersama dengan jasad lainnya. Temuan itu berhasil dilaporkan setelah perburuan yang dilakukan polisi selama kurang lebih 7 jam.
Surat kabar Bild melaporkan, tersangka adalah warga negara Jerman dengan lisensi senjata api. Polisi juga menemukan amunisi senjata di mobilnya.
Anggota parlemen lokal Hanau, Katja Leikert mengatakan, "Semoga yang terluka pulih dengan cepat. Ini adalah skenario yang mengerikan bagi kita semua."
Dalam sebuah pernyataan, pasukan polisi negara bagian menyatakan, "Alamat rumah diblokir secara luas dan digeledah oleh pasukan polisi khusus. Dua jasad lainnya ditemukan. Salah satu orang yang tewas kemungkinan besar adalah pelakunya. Saat ini tidak ada indikasi pelaku lain."
Motif dari tembakan yang dilepaskan oleh seorang pria bersenjata pada pukul 22.00 waktu setempat (21:00 GMT) pada Rabu 19 Februari, masih belum jelas. Kepolisian setempat kini sedang melakukan investigasi lebih lanjut.
"Investigasi terhadap identitas para korban dan tersangka pelaku sedang berlangsung."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kronologi Kejadian
Insiden pertama terjadi di bar shisha Midnight di pusat kota Hanau, sekitar 25 km (15 mil) timur Frankfurt. Saksi mata melaporkan mendengar sejumlah tembakan, dan setidaknya tiga orang tewas.
Tersangka kemudian dilaporkan melarikan diri dengan mobil gelap ke lingkungan Kesselstadt dan melepaskan tembakan ke Arena Bar & Cafe, tempat lima orang lainnya tewas.
Walikota Hanau Claus Kaminsky mengatakan kepada Bild, itu adalah "malam yang mengerikan", menambahkan, "Anda tidak dapat membayangkan malam yang lebih buruk. Tentu saja akan membuat kita sibuk untuk waktu yang sangat lama dan tetap menjadi kenangan yang menyedihkan. Saya sangat tersentuh."
Can-Luca Frisenna, yang bekerja di sebuah kios di lokasi salah satu penembakan, mengatakan ayah dan saudara lelakinya berada di daerah itu ketika serangan terjadi.
"Ini seperti berada di film, itu seperti lelucon yang buruk, bahwa seseorang sedang mempermainkan kita," katanya kepada Reuters. "Aku belum bisa memahami semua yang telah terjadi. Kolega saya, semua rekan kerja saya, mereka seperti keluarga saya - mereka juga tidak bisa memahaminya."
Serangan ini terjadi empat hari setelah penembakan lainnya di Berlin, dekat pertunjukan komedi Turki di tempat konser Tempodrom, yang menewaskan satu orang.
Undang-undang senjata di Jerman termasuk yang paling ketat di dunia, dan semakin diperketat dalam beberapa tahun terakhir setelah penembakan massal lainnya.
Advertisement