Liputan6.com, Solok - Akibat longsor yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Solok Sumatera Barat pada Rabu (19/2/2020) sore hingga kini setidaknya 1.550 orang masih terisolasi. Material tidak hanya menutupi badan jalan, tetapi juga menghantam jembatan hingga roboh.
"Iya warga hingga kini masih terisolasi, diusahan pembukaan jalan secepatnya dilakukan sehingga bantuan logistik juga bisa disalurkan," kata Kepala Pelaksan BPBD Kabupaten Solok, Armen kepada Liputan6.com, Kamis (20/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Kabupaten Solok, lanjutnya sejak Senin 17 Februari 2020 dilanda hujan, sehingga pada Selasa sempat banjir, dan kemarin longsor juga menerjang.
Longsor melanda tiga kecamatan di Kabupaten Solok, yakni Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah dan jembatan putus di daerah Pantai Cermin. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses transportasi yang menghubungkan daerah di kecamatan itu.
Pihaknya menyebut jauhnya akses jalan titik longsor menjadi kendala sejak kemarin dalam pembersihan material, ditambah alat berat yang dikerahkan cukup terbatas.
"Setelah akses terbuka dan bisa dilewati, maka kebutuhan logistik masyarakat yang terisolasi segera disalurkan, semoga hari ini tidak hujan," kata Armen.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Siaga Bencana
Pada Desember 2019 Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor hingga 28 Februari 2020.
Tingginya intensitas curah hujan mengguyur Sumbar mulai pertengahan November lalu, bencana hidrologi terus-menerus berdatangan secara bergantian di kabupaten/kota setempat.
Status Siaga Bencana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar Nomor 360-975-2019 tertanggal 22 Desember 2019 dan berlaku hingga 28 Februari 2020.
"Penetapan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor juga berdasarkan perkiraan cuaca BMKG, bahwasanya wilayah Sumbar akan dilanda hujan dengan intensitas cukup tinggi hingga Februari," kata Erman.
Dalam edarannya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno sudah meminta bupati dan wali kota menginventarisasi daerah rawan bencana di daerah masing-masing.
Pihak terkait juga diminta melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui mitigasi dan pencegahan bencana.
Kabupaten/Kota diminta mengaktifkan pos siaga bencana di daerah rawan bencana untuk percepatan penanganan. Kemudian memastikan semua peralatan kebencanaan yang dimiliki di masing-masing daerah berfungsi dengan baik.
Gubernur juga meminta setiap pihak terkait saling berkoordinasi dengan perangkat daerah, TNI, Polri, dan relawan untuk mengantisipasi dampak bencana. Serta mengaktifkan rencana kontijensi sebagai rencana aksi dalam penanggulangan bencana.
"Jangan sampai bencana menelan korban lagi," kata Irwan.
Sejak akhir 2019 hingga kini, kabupaten dan kota yang sudah dilanda banjir, banjir bandang serta longsor di antaranya Kabupaten Agam, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Kota Bukittinggi, Payakumbuh, Padang, Kota Solok, dan Kabupaten Solok.
Advertisement