Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Selama 7 Tahun 21 Pebruari 2020

Harga emas terus melonjak seiring kekhawatiran pasar terhadap virus corona

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Feb 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun pada hari Kamis. Hal ini dikarenakan investor masuk ke dalam aset safe haven di tengah kekhawatiran yang sedang berlangsung bahwa wabah virus corona akan merusak pertumbuhan global.

Dikutip dari CNBC, harga emas naik menjadi USD 1,621.60 per ounce, level tertinggi sejak 15 Februari 2013. Pada hari Rabu, logam menetap di USD 1,611.80.

Kasus-kasus yang terkonfirmasi dari virus corona kini mencapai lebih dari 75.700. Sementara jumlah korban tewas mencapai 2.130.

Daftar perusahaan yang berkembang memperingatkan tentang dampak ekonomi dari virus, termasuk Apple, yang pada hari Senin mengatakan akan kehilangan target pendapatan kuartalannya berkat pasokan iPhone di seluruh dunia yang terbatas, serta permintaan China yang lebih rendah.

S&P 500 dan NASDAQ Composite menyentuh rekor tertinggi pada hari Rabu. Tetapi investor juga melakukan lindung nilai atas risiko mereka dengan menumpuk menjadi emas. 

"Sejauh ini harga emas telah menunjukkan kualitas safe-haven dan ini akan bertahan sedikit lama," kata analis UBS yang dipimpin oleh Wayne Gordon.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menguji Level Baru

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Perusahaan mengatakan bahwa harga jangka pendek terlihat akan menguji tertinggi baru, yang bisa berarti emas mencapai USD 1.650 dalam beberapa minggu mendatang.

UBS memperingatkan bahwa potensi keuntungan dapat ditutup jika gangguan terkait virus terbatas pada kuartal pertama.

Citi bahkan lebih bullish. Pada hari Rabu perusahaan menaikkan target enam hingga 12 bulan pada emas menjadi USD 1.700 per ounce, dan mengatakan bahwa emas dapat melampaui level USD 2.000 dalam 12 hingga 24 bulan ke depan.

Perusahaan mengatakan bahwa beberapa tindakan dalam emas juga bisa disebabkan oleh tidak diketahuinya kondisi di pasar, termasuk perang perdagangan AS-China, serta pemilihan presiden AS mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya