Liputan6.com, Jakarta - Istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis, merupakan satu dari sekian banyak tamu yang menghadiri pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, 20 Februari 2020.
Head to toe, Fery memilih busana serba nude. Ia menyebut, mulai dari baju, outer, sampai tas, semuanya merupakan karya para perajin Ibu Kota. Soal pemilihan warna, ia mengatakan bahwa sebenarnya tak punya spesifikasi kesukaan pada satu warna tertentu dalam berbusana.
Baca Juga
Advertisement
"Tergantung acara. Kalau saya biasanya cari yang nyaman dipakai. Lebih sering pakai karya perajin DKI," katanya di bilangan Jakarta Pusat, 20 Februari 2020.
Long outer batik jadi item yang disebut sebagai statement penampilan lulusan Universitas Illinois Utara, DeKalb, Amerika Serikat, tersebut. Pemakaiannya, disebutkan Fery, jadi bukti bahwa batik Jakarta tak hanya berwarna cerah.
"Karena sekarang banyak sekali batik Jakarta. Ada batik gobang, batik marunda, rawa bebek, hampir setiap tempat ada batiknya," tuturnya.
Terkait penampilan, Fery mengakui, di acara-acara tertentu, ia memang menggunakan jasa stylist. "Tapi, kalau cuma sehari-hari, saya sendiri," ucap perempuan yang sudah menikah dengan Anies Baswedan sejak 1996 tersebut.
Secara keseluruhan, busana yang dikenakan Fery ke pembukaan MUFFEST berupa long outer batik berpadu skirt bermotif senada, serta inner hitam yang serasi dengan sepatunya. Tas tangan terbuat dari kayu, serta aksesori berupa kalung dan jam tangan pun matching dengan pemilihan warna secara keseluruhan.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Fesyen Berkelanjutan
Menarik benang merah dengan tema Muslim Fashion Festival (MUFFEST) tahun ini, yakni fesyen berkelanjutan, Fery sepakat bahwa proses produksi teksil sendiri sudah banyak menghasilkan limbah. "Dari pewarnaannya, benang, sampai kain, itu sudah ada limbah," ucapnya.
Kendati demikian, Fery mengambahkan, ia menyambut baik anak-anak muda yang aktif, seperti Sadari Sedari, yang mendorong kebiasaan publik untuk tidak selalu pakai baju baru.
"Terus sehari-hari, kalau baju belum terlalu kotor, jangan dicuci dulu-lah. Diangin-angin dan seterika saja. Jadi, bisa mengurangi sedikit demi sedikit limbahnya," ujarnya.
Juga, ia mendorong produsen untuk makin sering menggunakan pewarna alam. Kemudian, habit publik mesti diubah jadi menjual kembali pakaian bekas. "Karena mungkin bosan dengan baju tersebut, padahal masih bagus dan bisa digunakan lagi," katanya.
Dalam gelaran MUFFEST 2020, Fery menyebut semata datang sebagai tamu. Kendati, ia sembari melihat-lihat kemungkinan para perajin Jakarta bisa turut bergabung di penyelenggaraan berikutnya.
Advertisement