Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra mengatakan pengerjaaan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung terganggu wabah Virus Corona.
"Masalah Corona jangan terlalu lama, jadi kita bisa datangin orang (pekerja)," ujar dia setelah rapat bersama para menteri di Gedung Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Hal ini terkait kebijakan pemerintah Indonesia yang masih melarang seluruh penerbangan dari dan ke China terhitung 4 februari 2020.
Baca Juga
Advertisement
Imbas dari ini, lebih dari 300 pekerja China yang terdiri dari berbagai level jabatan, belum kembali ke Indonesia. Alhasil, kondisi berdampak pada terganggunya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Semua level dari project director, project manager, set manager, engineer, sampai kosultan juga ada," jelas dia.
Kendala lain, sulitnya mendatangkan material asal China, seperti waterproofing dan waterstop. itu karena banyak perusahaan yang berhenti beroperasi akibat Corona di China.
"Di sana produksi pabrik belum hidup itu kendala, itu material dari sana terbatas," ungkap dia.
Untuk itu, Chandra mendorong pihak kontaraktor untuk tidak bergantung dengan tenaga kerja asal China dalam menyelesaikan mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Saya sedang tekankan ke kontrakator, kalau mereka nggak datang bagaimana caranya?, bikin plan sesuai saat ini," pungkas dia.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video di bawah ini:
Pekerja Kereta Cepat yang Diduga Kena Virus Corona Sudah Kembali Kerja
Pekerja PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC) yang sempat diduga terjangkit virus Corona sudah kembali bekerja. Warga Negara (WN) China ini sebelumnya sempat diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
"Dia di sini, sudah kerja lagi," kata Direktur Utama PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC), Chandra Dwiputra di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Dia memastikan saat ini sudah tidak ada lagi karyawan KCIC yang menjalani perawatan di RSHS. Meski begitu pihaknya mengaku tidak berinisiatif melakukan pemeriksaan satu persatu.
Katanya cukup melihat berbagai tanda atau gejala. Jika suhu tubuh di atas 38 derajat lalu menganggu aktivitas baru dilakukan pemeriksaan.
"Dan yang diingatkan kan kalau pulang dari sana dalam waktu 3 Minggu sebelumnya," kata dia.
Termasuk karyawan yang sudah terlanjur datang ke Indonesia, akan dilakukan pemeriksaan. Jika bersih dari dugaan terjangkit virus, maka langsung bekerja seperti biasa.
Saat ini, ada 300-an karyawan KCIC yang tertahan di China setelah merayakan Imlek di negara asalnya. Hingga kini mereka diliburkan sampai tanggal 9 Februari mendatang.
Dia belum bisa memastikan kapan para pekerjanya kembali ke Indonesia. "Mengikuti aturan pemerintah China, jadi sampai tgl 9 kan diliburkan, artinya belum ada kepastian," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement