Liputan6.com, Jakarta Tentu semua orang ingin membesarkan anak secara maksimal. Bagi kamu yang bertanya-tanya adakah satu lokasi yang cukup ideal membesarkan anak?. Ternyata jawabannya ada.
Berdasarkan satu studi, Norwegia dinilai sebagai negara yang menawarkan lingkungan terbaik untuk membesarkan anak.
Advertisement
Negara Skandinavia berada urutan pertama, disusul oleh Korea Selatan, Belanda, Perancis, Irlandia untuk beberapa tindakan yang berkaitan dengan kesejahteraan anak-anak. Hal itu termasuk bidang-bidang seperti kesehatan, pendidikan, dan gizi.
Di antara 180 negara yang tercantum dalam indeks perkembangan anak, AS berada di urutan ke 39, dengan China 43 dan Kuba 46.
Negara-negara terkemuka yang juga berada di peringkat di beberapa negara terkaya di dunia ini memiliki sistem yang unggul untuk mengolah perkembangan anak-anak, misalnya sekolah, rumah sakit, dan lingkungan. Somalia, Chad, Afrika Tengah masih jauh dibawah beberapa negara tadi.
Namun, World Health Organization (WHO) berada di antara 40 organisasi anak dan perawatan kesehatan, mengatakan bahwa tidak ada negara yang cukup berbuat untuk mendukung generasi selanjutnya.
“Laporan ini menunjukkan bahwa para pembuat keputusan dunia terlalu sering gagal dalam melindungi hak-hak anak dan remaja,” ujar Dr. Tedros Adhanom, Direktur Jenderal WHO seperti melansir laman CNBC, 3 Maret 2020.
Dr. Tedros menambahkan bahwa hal tersebut harus menjadi peringatan bagi negara untuk berinvestasi dalam kesehatan dan perkembangan anak, memastikan suara mereka didengar, melindungi hak-hak mereka, dan membangun masa depan yang cocok untuk anak-anak.
Laporan itu juga memberi peringkat negara-negara pada tingkat emisi karbon yang berlebih dan khususnya tingkat yang diproyeksikan mereka pada tahun 2030.
Laporan itu menemukan bahwa banyak negara terkemuka dalam indeks pertumbuhan anak tertinggal jauh di belakang dalam langkah-langkah yang keberlanjutan.
Dalam hal ini, Norwegia berada di urutan ke 156 dan AS di urutan 173.
“Dari krisis iklim hingga obesitas dan pemasaran komersial yang berbahaya, anak-anak di seluruh dunia harus berhadapan dengan ancaman yang tidak dapat dibayangkan beberapa generasi yang lalu,” ujar Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF.
Reporter : Helena Yupita
