Liputan6.com, Jakarta - Adinda Thomas terpilih menjadi salah satu pemeran utama dalam film KKN di Desa Penari. Ia berperan sebagai Widya.
Seorang mahasiswi tingkat akhir, yang harus melakukan KKN. Adinda Thomas mengaku menemukan kesulitan dalam memerankan Widya yang diceritakan dari kasus yang viral itu.
Baca Juga
Advertisement
Selain harus berakting dengan ular yang cukup besar, Adinda Thomas juga berdialog dengan logat Surabaya yang kental.
Dari Sunda
Adinda Thomas mengaku dirinya bukan keturunan Jawa, apalagi Surabaya.
"Aku kan orang Sunda ya, nah kesulitan paling dialek. Karena aku bukan orang Jawa yang notabene Widya itu orang Surabaya. Dialeknya juga harus kental," terang Adinda Thomas, di lokasi syuting KKN di Desa Penari, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Pelatih Akting dari Surabaya
"Coach akting kita ini sebenernya dari orang Surabaya, jadi sangat membantu. Di sini juga hampir banyak orang Jawa. Mas Ipung, DOP kita juga orang Surabaya, jadi ngebantu juga pas di set. Kalo dialognya kurang tepat, bisa dikoreksi. Alhamdulillah ada yang jagain," lanjutnya.
Tak Lepas Dialek Jawa
Agar bisa menjiwai perannya, Adinda Thomas tetap berdialek Jawa saat break syuting.
"Makanya, meski kita lagi break atau ngobrol, enggak lepas peran kita. Aku tetap pakai dialek Jawa, dan panggilan juga bukan pake nama asli," sambungnya.
Advertisement
Horor Pertama
Bagi Adinda Thomas, film KKN di Desa Penari merupakan film horor pertama.
"Ini film horor pertamaku, dan syuting di hutan kayak gini juga baru pertama kali. Biasanya syuting lebih banyak siang dan pagi, kalau ini malem. Itu yang harus disesuaikan juga," pungkasnya.