Tingginya Harga Avtur Bikin Tiket Pesawat Mahal, Benarkah?

Harga avtur Pertamina lebih rendah dari harga jual Singapura dan harga di beberapa negara ASEAN lainnya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Feb 2020, 19:30 WIB
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Harga avtur kerap dijadikan kambing hitam atas kenaikan Harga tiket pesawat. Padahal jika dibandingkan dengan negara lain Harga avtur di Indonesia masih bersaing.

"Kenapa harga avtur Pertamina terkesan selalu dijadikan kambing hitam penyebab mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri, bahkan selalu dibandingkan dengan harga avtur di Singapura," Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Dia menyebut data yang ada, harga avtur Pertamina lebih rendah dari harga jual Singapura dan harga di beberapa negara ASEAN lainnya. Harga avtur Singapura pada Januari 2020 yang mencapai Rp10.692,39 per liter sedangkan di Cengkareng hanya Rp 9.088,72.

"Bahkan harga avtur di Singapura pada Februari 2020 sebesar Rp 10.452,65 sedangkan di Cengkareng hanya Rp 8.680,61, lah Kok Harga avtur Pertamina selalu dibilang Mahal dari Singapura. Ini aneh” ujarnya.

Terkait bedanya harga jual avtur Pertamina di Cengkareng Jakarta dengan beberapa daerah, menurutnya merupakan hal yang wajar karena ini terkait dengan besarnya volume penjualan dan ongkos angkut.

"Dan seharusnya ini dipahami oleh pihak airlines," tegasnya.

Namun hal tersebut terkesan selalu dijadikan bahan untuk disuarakan yang bisa bertujuan membuat publik memaklumi kalau tiket penerbangan pantas mahal.

"Yang pasti, bisnis avtur Pertamina tentu akan terus diincar oleh pihak swasta lain, dan ini wajar-wajar saja. Asal jangan sampai nanti yang diincar hanya pada bandara-bandara besar dan 'basah' saja," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Maskapai Minta Harga Avtur Sama di Seluruh Indonesia

Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Indonesia National Air Carrier Association (INACA) meminta pemerintah untuk menyamaratakan harga avtur.

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua INACA Denon Prawiraatmadja saat menyambangi Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Kamis (26/12/2019) sore.

Harga avtur, diakui Denon, menjadi salah satu faktor yang membuat harga tiket pesawat meroket. Avtur adalah salah satu cost component yang mempengaruhi harga tiket pesawat.

"Jika cost component-nya turun, maka diharapkan harga tiket juga ikut turun," tutur Denon.

Denon berharap ada pemerataan harga avtur baik di wilayah Indonesia barat, tengah dan timur. Sebagai informasi, disparitas harga di Indonesia timur mencapai Rp 3 ribu per liternya.

"Nah, ini nanti akan ada kajian bagaimana agar harga avtur ini lebih kompetitif," ungkapnya.


Dimonopoli Pertamina

Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Namun, pengaruh langsungnya ke harga tiket pesawat mungkin belum dapat diprediksi dengan akurat. Pasalnya, hal tersebut memerlukan kajian yang lebih khusus.

Pengelolaan avtur sendiri hingga hari ini masih dimonopoli Pertamina. INACA berharap, pemerintah dapat berinisiasi untuk menghadirkan kompetitor.

"Jadi saya pikir, sepanjang nanti pada saat pelaksanaannya bisa dilakukan di beberapa bandara saya pikir untuk memberikan harga yang bersaing bisa disambut baik oleh asosiasi," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya