Klarifikasi Profesor Jepang yang Sebut Kapal Diamond Princess Mengerikan

Profesor Jepang Kentaro Iwata yang menyebut Diamond Princess menakutkan menghapus videonya. Ada apa?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Feb 2020, 07:00 WIB
Bus-bus terparkir dekat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di sebuah pelabuhan di Yokohama, Jepang, Rabu (19/2/2020). Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo mengonfirmasi WNI yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di kapal itu bertambah menjadi empat orang. (AP Photo/Jae C. Hong)

Liputan6.com, Tokyo - Profesor Iwata Kentaro dari Universitas Kobe menghapus videonya yang bernada kritikan terhadap operasional Diamond Princess. Sebelumnya, ia menyebut penanganan di atas kapal pesiar mewah itu tidak mumpuni. 

Salah satu yang dia keluhkan adalah tak ada pembagian zona aman maupun terlarang di kapal tersebut. Di mana zona hijau dan zona merah menjadi campur aduk dan situasi menjadi menakutkan. 

Video Iwata kemudian dihapus setelah mendapat argumen balasan dari Takayama Yoshihiro yang bekerja sebagai dokter di Diamond Princess. Takayama berkata ada kesalahan dalam deskripsi Iwata. 

Dilaporkan The Japan Times, Jumat (21/2/2020), Iwata mengakui bahwa sebetulnya ada peningkatan dalam pemberian zona di kapal Diamond Princess. Selain itu, terjadinya infeksi sekunder juga rendah dan tak seperti yang Iwata khawatirkan di videonya. 

Profesor Sakurai Shigeru dari Universitas Medis Iwate juga mengkritik Iwata. Menurutnya, tim ahli penyakit menular telah membagi kapal itu ke dalam beberapa zona. 

Ia menyebut, beberapa anggota kru kapal berpergian di antara zona-zona itu, tetapi mereka diberikan penjelasan supaya bisa mencegah terinfeksi. 

Meski telah menghapus videonya yang viral di YouTube, Iwata tetap mengatakan bahwa kondisi di Diamond Princess kacau balau.  

Hingga Jumat malam, ada 634 penumpang Diamond Princess yang positif Virus Corona. Sejumlah negara sudah mengevakuasi warga mereka dari kapal itu. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ucapan Iwata

Petugas memeriksa penumpang yang turun dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Dua orang Jepang dari kapal pesiar Diamond Princess dilaporkan meninggal dunia. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya dilaporkan, keputusan untuk melakukan karantina di atas kapal pesiar Diamond Princess mendapat kritikan dari profesor di Jepang. Profesor Iwata Kentaro dari Universitas Kobe. Ia mengaku ngeri melihat kondisi di atas kapal.

Profesor Iwata Kentaro adalah ahli penyakit menular dari Universitas Kobe. Ia punya pengalaman menghadapi penyakit Ebola, Kolera hingga SARS.

Kondisi di Diamond Princess disebut menakutkan sebab pihak kapal tidak memiliki tenaga profesional untuk menahan lajunya persebaran Virus Corona (COVID-19). Hal itu Iwata lihat sendiri ketika berada di dalam Diamond Princess.

"Di dalam Diamond Princess saya begitu takut terkena COVID-19," ujar Iwata seperti dikutip Rabu, 19 Februari 2020.

"Tidak ada zona hijau, tidak ada zona merah, di mana-mana bisa terkena virus dan semua orang tak berhati hati. Tidak ada satu pun personel profesional pengendalian infeksi di dalam kapal itu," lanjutnya.

Iwata mengungkap itu di sebuah video yang beredar di YouTube. Pernyatan itu dikutip berbagai media, termasuk CNN.

Ia masuk ke kapal Diamond Princess bersama Disaster Management Medical Team melalui dukungan Kementerian Ketenagakerjaan di Jepang.

Saat melihat fasilitas kesehatan di Diamond Princess, ia pun kaget saat melihat ada petugas medis yang justru tidak memakai peralatan lengkap saat mengurus pasien karena ia sendiri sudah tertular.

"Petugas medis tidak melindungi dirinya sendiri," kata Iwata yang menyebut petugas itu juga sudah tertular. "Ia sudah benar-benar menyerah untuk melindungi dirinya sendiri," lanjut Iwata yang mengaku masukannya tak didengar birokrat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya