Liputan6.com, Liverpool- Liverpool tak terlalu ngotot dalam perburuan Erling Haaland, mantan pemain Red Bull Salzburg yang kini bergabung Borussia Dortmund. Padahal, Haaland dibanderol murah, setidaknya jauh lebih murah ketimbang Kylian Mbappe.
Beda dengan kasus Kylian Mbappe yang sudah pasti mahal, Liverpool seharusnya bisa merekrut Erling Braut Haaland yang berharga murah. Lantas, mengapa klub berjuluk the Reds itu tidak bergerak pada bulan Januari kemarin?
Advertisement
Dalam beberapa bulan terakhir, Liverpool kerap dikaitkan dengan Mbappe yang sekarang memperkuat PSG. Namun pada sebuah kesempatan, Jurgen Klopp selaku pelatih menegaskan bahwa timnya tidak punya kekuatan finansial untuk merekrutnya.
Perlu diketahui bahwa PSG merekrut Mbappe dari AS Monaco dengan mahar 180 juta euro pada tahun 2018. Karena performa pemain Timnas Prancis itu tidak mengalami penurunan, sudah pasti harganya bakalan dipatok lebih mahal dari itu.
Dan PSG sudah membuktikannya pada kasus Neymar saat didekati Barcelona pada musim panas kemarin. Barcelona sudah memberikan angka yang sangat tinggi plus dua pemain, seperti yang telah dilaporkan, namun PSG tetap tak bergeming.
Mengapa Liverpool tak Kejar Haaland?
Liverpool punya opsi lain yang berharga jauh lebih murah, jika berbicara soal tambahan penyerang. Dia adalah Erling Haaland yang sebelumnya memperkuat RB Salzburg. Sekarang, bomber asal Norwegia tersebut sedang tampil apik bersama Dortmund.
Dalam klausul kontraknya tercantum klausul pembelian sebesar 20 juta euro saja. Namun, ketimbang membelinya, Liverpool justru memilih Takumi Minamino. Lalu apa yang membuat the Reds enggan merekrut Haaland?
"Dortmund membutuhkan striker. Semuanya menyalahkan Man United karena gagal mendapatkannya, tapi kami tidak bakalan mendapatkannya. Kami tidak akan mendapatkannya, semudah itu," ujar Klopp seperti yang dikutip dari Liverpool Echo.
"Dia menginginkan tim terbaik, secepat mungkin, dengan ruang yang terbuka... Borussia Dortmund," lanjut pria berkebangsaan Jerman tersebut.
Advertisement
Masalah Waktu
Menurutnya, kepindahan Haaland ke Dortmund bisa terjadi berkat adanya penempatan waktu yang tepat. Karena dalam pandangannya, mantan klub asuhannya itu tidak melakukan pergerakan yang signifikan saat merekrut Haaland.
"Itulah timing. Saya harap anda tahu betapa saya mencintai dan menghormati orang-orang di Dortmund, tapi bukannya mereka melakukan pendekatan yang sempurna dan melakukan ini itu," tambahnya.
"Namun lebih kepada mereka hadir di sana, memiliki ruang, butuh nomor 9... 'begini, anda masih berumur 19 tahun, ingin tampil di Liga Champions, puncak Bundesliga, maka pergilah'. Tidak ada yang punya peluang, saya yakin, apapun mereka katakan," pungkasnya.
(Liverpool Echo)