Liputan6.com, Tehran - Iran baru saja melaksanakan pemilu legislatif pada Jumat, 21 Februari 2020 kemarin. Sekutu garis keras pemimpin tertinggi Iran diproyeksi menjadi mayoritas di parlemen.
Dilaporkan Arab News, Sabtu (22/2/2020), Kementerian Dalam Negeri Iran menyampaikan bahwa loyalis Ayatollah unggul di pileg ini. Pada hasil awal, ada 42 politisi yang dipastikan lolos ke parlemen, mayoritasnya adalah pendukung Ayatollah.
Baca Juga
Advertisement
Abbas Kadkhodai dari Guardian Council di Iran menyebut jumlah pemilih akan sekitar 50 persen. Angka itu dianggapnya sebagai pencapaian yang mengecewakan musuh-musuh Iran.
Guardian Council bertugas memilih kandidat yang bisa maju pileg. Dari 14 ribu pendaftar, ada 6.850 yang tak boleh ikut kontestasi yang berjalan tiap empat tahun ini.
Namun, tercatat pemilih di pileg Iran merosot sejak 2012. Pada 2012 dan 2016 masing-masing ada 62 dan 66 persen pemilih.
Presiden Iran Hassan Rouhani berkata sebelumnya bahwa pileg ini amatlah penting bagi Iran sebagai momen persatuan. Ia mengklaim kandidat yang maju berasal dari berbagai latar.
Awal tahun ini, Iran tersandung masalah salah tembak pesawat Ukraina dan Iran awalnya tak mengakui itu. Kecaman dari masyarakat internasional pun mengalir deras dan Iran meminta maaf.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Presiden Iran Hassan Rouhani Akan Kunjungi Indonesia Tahun Ini
Tahun ini Indonesia sepertinya bakal kedatangan banyak tamu dari luar negeri. Presiden Rusia Vladimir Putin direncanakan akan datang ke Indonesia tahun ini, Vatikan juga telah menerima undangan agar Paus Fransiskus datang ke Tanah Air.
Terbaru, Presiden Iran Hassan Rouhani dikabarkan akan kembali datang ke Indonesia tahun ini. Pihak Iran mengaku tinggal menunggu kepastian dari pihak Indonesia. Kabar ini disampaikan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad.
"Presiden saya akan datang ke sini, jadi apabila sudah ada kesiapan dari pihak Indonesia, presiden saya akan datang," ujar Azad pada awal Februari kemarin.
Ia berharap jadwal kedatangan Presiden Rouhani ke Indonesia akan berlangsung tahun ini dalam rangka merayakan 70 tahun hubungan bilateral antara Iran dan Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Rouhani pernah ke Indonesia pada 2015 lalu. Presiden Jokowi juga telah berkunjung ke Iran pada 2016.
Presiden Joko Widodo sedang berfokus pada ekonomi dalam hubungan luar negeri. Dubes Azad berkata nilai perdagangan antara Indonesia dan Iran sudah melampaui USD 1 miliar.
Interaksi ekonomi antara Iran dan Indonesia juga terus berlanjut dengan pengiriman delegasi dari kalangan pengusaha. Dubes Iran mengapresiasi komitmen untuk saling berinteraksi tersebut.
Pihak Iran menyebut membutuhkan minyak sawit dan sebaliknya mereka dapat menyediakan migas. Dubes Azad mendukung adanya kerja sama gotong royong antar kedua negara.
"Contohnya kalian memiliki banyak minyak sawit, kami ingin minyak sawit dari Indonesia," ujarnya. "Dan kalian ingin punya minyak dan gas dan beberapa hal lain, jadi kami siap bekerja sama. Kami menawarkan proyek-proyek besar," lanjut Dubes Azad.
Advertisement