Liputan6.com, Sleman Kementerian Sosial merespon cepat kejadian siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang hanyut di sungai. Setelah tim lapangan melalui Tagana lebih dulu mendukung penyelamatan dan pencarian korban, Sabtu (22/2) Siang Menteri Sosial Sosial Juliari P. Batubara menuju lokasi kejadian.
Dari kunjungan kerjanya ke Magelang, Mensos Juliari sengaja menambah titik kunjungan ke Sleman, Yogyakarta. Didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo, Mensos langsung menuju deretan keluarga korban yang masih menunggu kepastian terkait keberadaan keluarganya, siswi SMPN 1 Turi, Sleman, di Puskesmas Turi, Sleman, Yogyakarta.
Advertisement
Sebelum menuju kamar tempat dirawatnya dua siswi korban peristiwa tersebut, Mensos Juliari, lebih dulu menyalami deretan keluarga korban yang duduk di kursi tunggu. Kepada keluarga korban, Mensos Juliari berharap agar keluarga tetap tabah, sabar dan senantiasa berdoa.
“Tetap tabah Bu ya, sabar. Kita doakan sama-sama. Mari kita berdoa agar diberikan yang terbaik,” kata Mensos kepada keluarga korban yang masih menangis. Harapan serupa juga disampaikannya kepada Prasetyo, ayah dari seorang siswi yang belum diketahui keberadaannya. Mensos lantas menuju ke ruang inap di mana tempat dua siswi yang selamat dirawat.
“Saya mewakili pemerintah datang untuk melihat langsung bagaimana penanganan bencana tersebut. Dan juga kami berdoa untuk anak-anak yang masih dirawat agar kiranya segera pulih kembali, agar normal kembali dan dapat beraktivitas seperti sedia kala,” kata Mensos Juliari.
Didampingi istri, Grace P. Batubara, kedatangan Mensos selain untuk meninjau langsung perkembangan terkini terkait peristiwa Susur Sungai yang terjadi pada Jumat (21/2) sore, juga mengunjungi korban yang dirawat serta keluarga korban lainnya. Mensos menyampaikan duka mendalam, simpati, sekaligus penyesalannya mengapa peristiwa menyedihkan ini bisa terjadi.
Kemudian, Mensos bergerak ke lokasi kejadian “susur sungai”, persis di bibir sungai. Mensos melihat langsung kondisi terkini sungai tempat ditemukannya beberapa korban. Mensos menyalami dan memberikan apresiasi serta dukungan kepada Tim SAR gabungan instansi terkait yang terus bekerja menemukan korban yang masih dalam pencarian.
“Terima kasih ya semuanya ya. Semangat terus semangat!” kata Mensos, didampingi Dirjen Rehsos Edi Suharto, dan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Rahmat Kusnadi. Rombongan kemudian bergerak ke rumah keluarga korban meninggal dunia dan bertemu dengan orangtua korban. Mensos menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
Serahkan Santunan
Yang pertama dikunjungi adalah keluarga Nur Azizah (kelas 8A/Perempuan/15 tahun), warga Kembangarum Rt.2 Rw.30, Desa Donokerto, Kecamatan Turi. Kemudian Lathifa Zulfaa (kelas 8B/Perempuan/15 tahun), dengan alamat Kembangarum Rt.4 Rw.33, Desa Donokerto, Kecamatan Turi.
Kepada ahli waris korban, Mensos menyerahkan santunan ahli waris bagi korban yang meninggal 8 jiwa senilai Rp120 juta. Sementara dua orang yang belum diketahui keberadaannya masih menunggu hasil pencarian korban.
“Santunan dari Kemensos sebesar Rp15 juta perkorban meninggal. Korban yang luka biayanya ditanggung pemerintah daerah sepenuh hingga bisa di pulangkan ke rumah masing-masing,” kata Mensos.
Mensos juga mendapat informasi masih ada korban yang belum ditemukan. “Kita semua berdoa supaya segera ditemukan dan keluarga segera mendengar berita terhadap anak-anak kesayangannya tersebut,” kata Mensos.
Ia berharap penyebab peristiwa tersebut bisa diungkap secara menyeluruh. “Karena ada nyawa yang hilang tentu harus ada investigasi. Kenapa hal ini terjadi. Apakah ada unsur kelalaian misalnya dan sebagainya,” katanya.
Dalam memberikan dukungan terhadap penangan kejadian ini, Kemensos sudah mengambil langkah di antaranya koordinasi dengan TIM Gabungan di POSKO AJU dan Lapangan; assessment berupa pendataan dan perbaruan data; pendirian dapur umum untuk pelayanan kebutuhan makanan bagi relawan.
Sumber daya yang diperbantukan berupa mobil RTU 3 Unit, mobil DUMLAP 1 unit, genset 1 unit, lampu tembak 1000 W (4 unit ). Kemudian sumber daya personel berupa Forum Komunikasi (FK) Tagana Kota Yogyakarta (24 personel), FK Tagana Kab Sleman (30 personel); FK Tagana Kab Bantul (4 personel); FK Tagana DIY (11 personel), dan TIM Layanan Dukungan Psikososial.
Advertisement