Jerman Tingkatkan Perlindungan Umat Muslim Usai Penembakan di Hanau

Kasus serangan penembakan yang terjadi di Hanau hingga menewaskan 8 orang membuat otoritas Jerman meningkatkan perlindungan terhadap umat Muslim.

Oleh DW.com diperbarui 23 Feb 2020, 18:05 WIB
Sebuah proyektil terlihat di trotoar dekat sebuah restoran di tempat penembakan di pusat Hanau, Jerman, Kamis (20/2/2020). Delapan orang tewas dalam penembakan di kota Hanau Jerman tersebut. (AP Photo/Michael Probst)

Hanau - Dalam konferensi persnya, Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer menyebut ada gerakan "sayap kanan" yang sangat ekstrem, dan hal itu menjadi "ancaman keamanan terbesar di negara kita."

"Latar belakang rasis untuk tindakan ini, dalam pandangan saya benar-benar tidak perlu dan tidak dapat direlatifkan," katanya, seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu (23/2/2020). 

Sebagai konsekuensi dari serangan Hanau pada hari Rabu 19 Februari lalu, Seehofer mengatakan "lembaga sensitif" seperti masjid akan dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Polisi juga akan dikerahkan di stasiun kereta, bandara, dan daerah di sepanjang perbatasan.

Seehofer memperingatkan bahwa reaksi kemarahan atas penembakan di Hanau tidak dapat dikesampingkan. Rencana peningkatan keamanan telah mendapat dukungan dari pemerintah dan polisi negara bagian.

Komisaris Integrasi Pemerintah Jerman, Annette Widmann-Mauz, menyerukan lebih banyak aksi untuk memerangi Islamofobia. Muslim, Yahudi, dan orang-orang dengan latar belakang imigran merasa semakin terancam.

"Sekarang semakin penting untuk melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi mereka," kata Widmann-Mauz. Ia mengusulkan pembentukan komisi ahli dan kontak darurat di seluruh negeri untuk siapa pun yang terancam.

Pekerjaan pencegahan yang baik harus mendapatkan pendanaan berkelanjutan, kata Widmann-Mauz. "Kita tidak bisa menunggu serangan berikutnya."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Polisi Berpatroli

Tim forensik mengecek sebuah mobil yang terparkir tempat penembakan di depan sebuah bar di Hanau, Jerman, Kamis, (20/2/2020). Motif penembakan masih belum diketahui. Menurut polisi, pelaku penembakan lebih dari satu orang dan pelaku utama belum ditemukan.( AP Photo/Michael Probst)

Zekeriya Altug, juru bicara Komunitas Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) yang berbasis di Cologne, mendukung komisi ahli yang diusulkan Widmann-Mauz. Masalah Islamofobia harus diakui, Altug mengatakan, topik itu juga harus menjadi bagian dari agenda di Konferensi Islam Jerman.

Sebelumnya pada hari Kamis 20 Februari 2020, pemerintah North Rhine-Westphalia (NRW) memperkuat langkah-langkah keamanan untuk muslim.

Menteri dalam negeri negara bagian itu, Herbert Reuel, mengatakan bahwa polisi akan berpatroli di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim, termasuk 900 masjid di seluruh NRW.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya