WHO Khawatirkan Afrika Tak Siap Hadapi Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan akan kemampuan Afrika dalam menghadapi Virus Corona yang kian merebak.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Feb 2020, 07:02 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Addis Ababa - Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan pada Sabtu, 22 Februari 2020 bahwa sistem kesehatan Afrika tidak akan siap untuk menangani wabah Virus Corona yang mematikan, seandainya kasus mulai berkembang biak di benua itu.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta negara-negara anggota Uni Afrika "untuk bersama-sama menjadi lebih agresif dalam menyerang" virus, yang dikenal sebagai COVID-19. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (23/2/2020).

"Kekhawatiran terbesar kami terus menjadi potensi COVID-19 untuk menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Tedros, yang berbicara melalui tautan video dari Jenewa, dalam pertemuan para menteri kesehatan Afrika di markas AU di Addis Ababa.

Ada lebih dari 200 kasus yang dicurigai di wilayah AFRO WHO, yang mencakup sebagian besar negara Afrika, meskipun hampir semuanya telah dikonfirmasi negatif, direktur regional Matshidiso Rebecca Moeti mengatakan pada Sabtu lalu.

Tetapi jika COVID-19 mulai menyebar di benua itu, sistem kesehatan Afrika akan berjuang untuk merawat pasien yang menderita gejala seperti gagal napas, shock septik, dan kegagalan multi-organ, kata Tedros dari WHO.

"Pasien-pasien ini membutuhkan perawatan intensif menggunakan peralatan seperti mesin pendukung pernapasan yang, seperti yang Anda tahu, kekurangan pasokan di banyak negara Afrika dan itu memprihatinkan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tindakan Drastis

Pekerja medis memindai pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Sebanyak 1.716 pekerja medis dilaporkan terinfeksi virus corona. (Chinatopix via AP)

Ketua Komisi African Union (AU) Moussa Faki Mahamat mengatakan kepada para pejabat untuk mengambil "tindakan pencegahan dan pengendalian drastis".

"Benua kita yang terkasih, Afrika, sangat berisiko, mengingat sistem kesehatannya yang relatif rapuh," katanya.

Negara-negara Afrika telah berjuang untuk mengembangkan kapasitas untuk menguji COVID-19.

Dalam tiga minggu, jumlah negara Afrika yang mampu melakukan tes sendiri telah melonjak dari dua menjadi 26, kata Moeti.

Beberapa maskapai penerbangan Afrika, termasuk Kenya Airways, telah menangguhkan penerbangan ke China, meskipun maskapai terbesar di benua itu, Ethiopian Airlines, telah membuka rute China-nya.

Liu Yuxi, duta besar Tiongkok untuk AU, pada hari Sabtu mendesak para pejabat untuk mengurangi pembatasan perjalanan

"Saya harap semua orang akan tetap tenang dan objektif. Kepanikan yang berlebihan sebenarnya bisa meningkatkan penyakit," katanya.

"Ini dalam kesulitan dan saat-saat yang sangat sulit bahwa Anda benar-benar mengenal teman-teman Anda."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya