7 Hal Terkait Banjir RSCM, Alat Kesehatan Tergenang hingga Temuan Ketua DPRD DKI

Beberapa ruangan dan tempat parkir di RSCM Jakarta didatangi air banjir.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Feb 2020, 06:33 WIB
RS Cipto Mangunkusumo Jakarta punya sistem backup manajemen listrik yang baik ketika terjadi pemadaman. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta tergenang banjir pada Minggu, 23 Februari 2020.

Banjir ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Ibu Kota pada Sabtu, 22 Februari 2020 malam hingga dini hari.

Beberapa ruangan dan tempat parkir di RSCM Jakarta didatangi air banjir. Salah satu petugas mengatakan, genangan terparah berada di salah satu ruangan di Departeman Radiologi. Tinggi air sempat mencapai 50 sentimeter atau sepaha orang dewasa.

"Banjir paling parah di radiologi, tadi pas saya bersihin sebetis," kata salah satu petugas saat ditemui Liputan6.com, Minggu, 23 Februari 2020.

Tak ayal, alat kesehatan yang ada di ruangan-ruangan itu pun ikut terendam air. Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mendatangi RSCM Jakarta.

Selain melihat kondisi di sana, Menkes Terawan juga akan memanggil vendor alat kesehatan yang terendam banjir di RSCM Jakarta.

Berikut 7 hal terkait banjir yang terjadi di sejumlah ruangan di RSCM Jakarta dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Alat Kesehatan Terendam Air

RSCM Jakarta terkena dampak hujan deras yang mengguyur Ibu Kota, beberapa ruangan dan alat medis terendam banjir. (Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo @aw3126)

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta terkena dampak hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Sabtu, 22 Februari 2020 hingga dini hari.

Sejumlah ruangan di Departemen Radio Terapi, Departemen Penyakit Dalam, dan Departemen Radiologi kebanjiran akibat tingginya curah hujan.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo mengatakan banjir mengakibatkan sejumlah alat kesehatan di RSCM rusak.

"RSCM banjir di bagian Radiologi. Alat yang kebanjiran: Stationary xray ceiling, fluoroscopy, mammography, stationary xray floor, mobile xray, 2 unit CT scan, 1 unit ultra sound 'accuson' terendam, seluruh PACS sistem di ruang baca diduga terendam, 1 unit MRI siemens terendam," tulis Agus Wibowo dalam akun twitternya yang diunggah Minggu, 23 Februari 2020.

Agus Wibowo mengatakan timnya tengah mendata secara detail terkait banjir RSCM. Perkembangan terbaru akan diinformasikan.

"Pendataan secara detail banjir DKI Jakarta RSCM sedang dilakukan. Akan diupdate jika sudah lengkap datanya," jelas Agus Wibowo.

 


Panggil Vendor Alkes

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Rapat membahas polemik kenaikan iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mendatangi RSCM Jakarta. Ia hendak meninjau ruangan yang terendam banjir. Salah satunya ruang Radiologi.

"Saya melihat semua peralatan yang terendam. Kemudian saya mengecek apakah bisa dipercepat untuk berfungsi lagi atau tidak. Karena itu menyangkut kepentingan orang banyak ya," kata Terawan di RSCM.

Terawan tidak sendirian. Ia di dampingi Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. Kedatangannya disambut Direktur Pengembangan dan Pemasaran RSCM.

Terawan menyebut, dirinya melihat alat-alat kesehatan yang teredam banjir. Seperti alat Radiologi.

"Termasuk alat radioterapi, kita cek semua pengeringannya," ucap dia.

Ia pun akan memanggil vendor alat kesehatan atau alkes yang ada di RSCM Jakarta. Hal itu mengecek langsung alkes usai banjir.

"Vendor-vendor kita panggil sesuai dengan merek alatnya untuk bisa dipercepat agar alat-alat tersebut bisa beroperasional segera," ujar dia saat di RSCM.

Terawan menyebut, salah satu yang tak luput dari perhatiannya adalah alat radioterapi. Khusus alat itu, Menkes pun akan menggandeng Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

"Harus dicek. Radiasinya cocok apa tidak. Tetap harus dilakukan pengecekan. Karena itu prinsip satu, pelayanan tidak boleh terhenti, dua kehati-hatian tidak boleh dilupakan," tegas Menkes Terawan.

 


Kerahkan Petugas PPSU dan Pemadam Kebakaran

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta serta Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dikerahkan bantu penanganan banjir di RSCM. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta dan Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dikerahkan bantu penanganan banjir di RSCM Jakarta.

Pantauan Liputan6.com, Minggu, 23 Februari 2020, para petugas yang masuk ke dalam RSCM Jakarta itu membawa peralatan masing-masing.

Tujuh petugas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana masuk membawa satu alat penyedot air. Mereka menyebut ada salah satu ruangan yang masih terendam air parah.

"Ini air mau disedot. Saya tadi dihubungi oleh pak camat katanya suruh sedot air yang di ruangan radiologi," kata petugas yang enggan disebutkan namanya.

Begitu pun dengan Petugas PPSU. Ketujuh petugas itu juga masuk dengan membawa sapu lidi, dan serokan.

Tiga unit mobil dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta juga turut dikerahkan untuk menyedot air.

Salah satu petugas menyebut, ketinggian air di ruangan Radiologi RSCM Jakarta masih tinggi.

"Mau nyedot air di ruangan Radiologi," kata salah satu petugas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta yang tidak mau menyebutkan namanya.

 


RSCM Jakarta Angkat Bicara soal Penyebab Banjir

Kondisi salah satu sudut ruangan di Departemen Radio terapi, Departemen penyakit dalam, dan Departemen Radiologi RSCM. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Pihak RSCM Jakarta akhirnya angkat bicara terkait banjir yang merendam beberapa ruangan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat RSCM Ananto menjelaskan, hujan yang mengguyur selasar Gedung GH RSCM berdampak pada masuknya air ke beberapa ruangan, seperti radiologi dan radioterapi.

"Genangan setinggi 8 sentimeter mulai terlihat pada pukul 05.00 WIB," kata dia dalam keterangan resminya.

Ananto mengklaim, genangan air di RSCM Jakarta telah surut pada pukul 08.00 WIB pagi tadi.

Ia juga menyebut, sampai saat ini pelayanan pasien di RSCM tidak terganggu dan tetap berjalan seperti biasa, baik di ruang gawat darurat (IGD) maupun ruang rawat inap.

"Sampai saat ini tim Fasmed RSCM dan BPFK Jakarta masih melakukan pengecekan alat alat medis radioterapi dan radiologi yang sempat terpapar oleh genangan air tersebut, dan sepanjang pemantauan belum ditemukan kerusakan yang berarti," pungkas Ananto.

 


Tetap Terima Pasien

Dampak mati listrik, kemarin (4/8/2019), RS Cipto Mangunkusumo Jakarta hanya terganggu jaringan. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono

Meski terkena dampak banjir, RSCM Jakarta tetap menerima pasien. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti.

Selain menerima pasien seperti biasa, menurut Lies, apabila ada yang ingin melakukan radiasi atau rontgen, maka masih bisa menggunakan alat di RSCM Kencana.

"Karena mesin-mesinnya dimatiin semuanya, kita cek aman enggaknya, hari pertama kalau besok ada yang diradiasi atau mau di-rontgen, pakai alat yang di Kencana. Karena alat di Kencana enggak kena sama sekali. Itu peralatan juga lengkap, kita bisa ke situ," kata Lies saat dikonfirmasi.

Tak hanya itu, Lies mengaku juga sudah melakukan koordinasi dengan rumah sakit lain. Ia pun siap merujuk pasien RSCM Jakarta ke beberapa rumah sakit lain.

"Tadi semua sudah acc semua. Darmais sudah oke, Siloam sudah oke. Mereka akan terima pasien kita," kata Lies.

Menurut Lies, untuk skema pembayarannya, semua bisa tetap menggunakan BPJS Kesehatan apabila memang ada yang menggunakannya.

Bahkan, kata Lies, pihak BPJS sudah memberi jalan, meski pun pihak RSCM sudah mengirimkan pasiennya ke rumah sakit lain.

"Pembayaran juga dicover BPJS karena BPJS sudah acc, walau RSCM mengirim, tetap dibayar," tukas Lies.

 


Penyebab Banjir Versi Dinas Pemadam Kebakaran

Petugas Pemadam Kebarakan dikerahkan untuk bantu penanganan banjir di RSCM Jakarta. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengungkapkan penyebab banjir yang terjadi di RSCM Jakarta.

Satriadi menjelaskan, permasalahan utama banjir di RSCM Jakarta ada di konstruksi saluran air.

"Setelah kita cek ternyata memang ada daya tampung taman yang dekat dengan ruangan radiologi. Akibat tidak tertampung, kemudian air melimpah ke ruangan itu," ujar Satriadi di RSCM.

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta memang turut dilibatkan untuk mengeringkan air yang meredam beberapa ruangan.

Satriadi menuturkan, pipanya terlalu kecil, sehingga tak sebanding dengan debit air yang terlalu besar dan akhirnya meluap ke ruang radiologi RSCM Jakarta.

Karena itu, kata dia, pihaknya meminjamkan satu unit pompa portable berikut selangnya. Menurut Satriadi, pihaknya juga merekayasa aliran pembugan air ke tempat pembuangan akhir.

"Nanti seandainya ada curah hujan, saya sudah latih mereka untuk bisa mengoperasionalkan," papar dia.

Menurut Satriadi, yang meluap di beberapa ruangan RSCM Jakarta itu bukanlah air limbah medis. Tapi memang air hujan.

"Makanya air bening," jelas Satriadi.

 


Temuan Ketua DPRD DKI Jakarta

Usai banjir, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meninjau langsung saluran air dekat RSCM Jakarta. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meninjau langsung saluran air di Jalan Borobudur, Senen, Jakarta Pusat. Letaknya tak jauh dari RSCM Jakarta.

Ditemani Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmuda, ia meminta Suku Dinas Sumber Daya Air, Jakarta Pusat membongkar salah satu katup pembuka bak kontrol yang menyatu dengan trotoar. Prasetyo mesinyalir ada drainase yang tersumbat.

"Di sini tertutup (bak kontrol). Di sini di antara Dinas Binamarga, dengan SDA tidak koordinasi," ujar Prasetyo Edi.

Prasetyo menerangkan, banjir yang terjadi sekarang, termasuk di RSCM Jakarta, karena tidak dikendalikan dengan baik. Ia pun membandingkan dengan pemerintahan periode sebelumnya.

"SOP-nya tidak jelas. Ini kan harus dipersiapkan seharusnya, hujan turun, pompa dimainkan, jadi barang enggak akan ada masalah. Yang saya kritik juga bagaimana SOP-nya antata SKPD yang kita enggak tahu," papar dia.

Prasetyo menuding Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kurang mengantisipasi datangnya hujan besar. Contohnya, kata dia, bak kontrol sulit terbuka, akibat dari pelebaran trotoar.

"Kalau mau lebarin trotoar silakan lah. Tapi jangan sampai menutup bak kontrol yang ada di perumahan-perumahan masyarakat yang ada di sekitar Menteng. Terjadilah (banjir) efeknya kemana-mana," ucap Prasetyo Edi.

Dia menduga masih ada lima bak kontrol lagi yang ada di depan pos polisi Cikini yang tidak bisa dibuka.

Sementara itu, pada hasil sidak kali ini, Prasetyo Edi Marsudi menemukan bekas penutup beton yang tidak diangkat.

"Jadi kelihatan luarnya saja bagus, dalamnya hancur. Ini bukannya jadi baik malah merusak," kata Prasetyo Edi.

Dia pun berencana membawa temuan ini ke Ketua Komisi D untuk dijadikan alat bukti.

"Bagaimana sih SOP-nya? Nanti bisa ditanyakan Dinas Bina Marga atau mungkin SDA. Jangan saling menyalahkan, ada trotoar urusannya bina marga, di bawahnya trotoar ada got, urusannya SDA," tegas Prasetyo Edi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya