Liputan6.com, Grand Canaria - Kepulauan Canary yang meliputi Tenerife, Fuerteventura, Gran Canaria, Lanzarote dan La Palma, merupakan tempat populer di kalangan wisatawan Eropa untuk mencari matahari musim dingin, saat ini tengah dilanda fenomena badai pasir.
Badai pasir besar dari Sahara telah menyelimuti Kepulauan Canary, Spanyol, yang mengakibatkan gangguan rencana perjalanan bagi para wisatawan yang hendak terbang masuk dan keluar.
Advertisement
Terkait fenomena badai pasir ini, pemerintah daerah telah mengeluarkan status siaga pada Sabtu dengan menyarankan agar penduduk tetap berada di dalam rumah dan menutup jendela serta menghindari perjalanan.
Seperti yang disampaikan pihak Aena melalui akun Twitternya pada Minggu 23 Februari, sebanyak 822 penerbangan telah terpengaruh oleh badai pasir itu.
Melansir dari BBC, Senin (24/2/2020), semua penerbangan ke dan dari pulau-pulau pada Minggu (23/2) telah dibatalkan, ditunda, atau dialihkan dengan alasan visibilitas (jarak penglihatan) yang rendah. Hal ini merupakan tindakan dari operator bandara Spanyol Aena.
Namun pada Minggu malam, Aena mengatakan operasi telah dilanjutkan di semua bandara, kecuali Tenerife Selatan.
Badai pasir sangat dahsyat dan bahkan dapat dilihat dari luar angkasa dengan menggunakan bantuan gambar satelit yang memperlihatkan tertutupnya pulau-pulau di lepas pantai Afrika barat laut.
Layanan cuaca nasional Spanyol mengatakan kecepatan angin mencapai hingga 120 km/jam (75 mph). Dengan kecepatan seperti itu, angin dapat menghantam wilayah Canaries hingga Senin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ratusan Jadwal Penerbangan Terganggu
Ratusan penerbangan telah dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan membuat wisatawan terdampar di bandara wilayah Kepulauan Canary.
Aena menyarankan penumpang untuk memeriksa status penerbangan mereka dengan maskapai penerbangan mereka. Juru bicara maskapai British Airways mengatakan, "Kami tetap berkomunikasi secara teratur dengan para pelanggan kami dan berharap dapat menghubungi mereka pada Senin."
Salah satu wisatawan, Greg Horsman (29), mengharapkan untuk pulang ke Manchester dari Gran Canaria pada Sabtu setelah pergi berlayar dengan kekasihnya. Ia mengatakan bahwa penerbangannya dibatalkan setelah menunggu lima jam di bandara dan membuatnya merasa frustrasi.
Badai pasir ini juga dikatakan sebagai badai pasir terburuk dari Sahara oleh salah seorang wanita dan membagikan foto terkait situasi dari badai pasir tersebut.
Sementara itu, badai yang terlalu kencang rupanya juga menghambat jalannya layanan kapal feri dan upaya untuk mengatasi kebakaran hutan di Tasarte, Gran Canaria.
Para petugas pemadam kebakaran telah berjuang untuk memadamkan kebakaran di Gran Canaria dan Tenerife, tempat di mana suhu telah meningkat di atas 30 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir.
Di barat daya Gran Canaria, dekat desa Tasarte, api telah membakar sekitar 300 hektare lahan dan mengakibatkan 500 orang untuk melakukan evakuasi. Di pulau Tenerife, sekitar 1.000 penduduk setempat dan wisatawan diungsikan sebagai tindakan pencegahan karena risiko kebakaran.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement