4 Tips Hadapi Bos atau Rekan Kerja Menyebalkan

Konselor yang telah berpengalaman bagikan tips untuk menghadapi rekan kerja atau bos yang menyebalkan. Berikut tipsnya!

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi bos di kantor (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang memiliki pengalaman negatif dengan bos, manajer, atau rekan kerja yang buruk. Ketegangan itu disebabkan bentrokan kepribadian atau ketidakcocokan pada gaya kepemimpinan atasan.

Meskipun mungkin tergoda untuk berhenti dari pekerjaan Anda, namun kenyataannya alih-alih keluar dari pekerjaan, coba empat cara ini.

Cara untuk mempelajari saat menghadapi rekan kerja atau bos yang menyebalkan, agar tetap produktif pada pekerjaan, terlepas dari konflik apa pun.

Jadi apa yang Anda lakukan ketika Anda harus berurusan dengan bos atau rekan kerja yang menyebalkan? Berikut adalah empat strategi untuk menghadapi mereka, melansir Business Insider, Selasa (25/2/2020).

1. Bila memungkinkan, dokumentasikan kejadian sebanyak mungkin

Ketika dihadapkan dengan perlakuan Bos yang kurang menyenangkan, Anda perlu memiliki bukti sebanyak mungkin tentang komentar yang menjatuhkan atau merendahkan.

Bila Anda berada di situasi yang tidak adil, merekam di ingatan tanpa merekam bukti kejadian bukanlah langkah tanggap yang tepat. Jadi cara terbaik adalah mengumpulkan semua kejadian buruk dengan mendokumentasikan semuanya dengan jelas dan terstruktur.

Paula Brantner, pendiri PB Works Solutions, sebuah perusahaan konsultan yang membangun sistem pelecehan dan pencegahan di tempat kerja, merekomendasikan agar segala upaya agar semua percakapan dapat didokumentasikan, terutama yang terkait dengan pekerjaan Anda.


2. Bicara dengan HRD

Ilustrasi Foto Bekerja di Kantor (iStockphoto)

Anda mungkin memiliki perwakilan HRD yang dapat diajak bicara tentang apa yang terjadi, dan meminta bantuan mereka  untuk memperbaiki situasi saat ini.

Jika itu pilihan bagi Anda, Heather Hubbard, mantan pengacara dan Pendiri All Rise, merekomendasikan untuk berbicara dengan seseorang di HR dan bersikap transparan. 

"Jika seseorang di perusahaan bertindak dengan cara yang tidak pantas atau kasar, bersikaplah transparan dengan HRD bahwa Anda tidak pergi, dan berusaha menangani situasi sebaik mungkin dari sudut pandang kesehatan mental," kata Hubbard. 

“Namun, penting untuk menyadari bahwa jika Anda mengalami kesulitan ini dengan kolega atau bos, kemungkinan besar orang lain juga. HRD perlu tahu untuk menyela, mendukung, dan tahu bahwa ada pemicu internal di perusahaan yang dapat membahayakan bisnis mereka.”

3. Bersikap tak peduli

Ketika Anda berhadapan dengan bos yang menyebalkan, Anda juga berhadapan dengan pertukaran emosi.

Meskipun Anda berharap dapat memberitahu orang itu dan mengeluarkan monolog panjang untuk meluapkan emosi.

Anda memahami bahwa tidak bisa begitu saja melakukannya. Namun, dapat belajar bagaimana mengelola reaksi sehingga Anda tidak mencerminkan perilaku balasan yang agresif.

Walaupun itu tidak terdengar mudah dilakukan, Hubbard menyarankan untuk memulai dengan latihan mindfulness.

“Praktik mindfulness adalah sumber yang bagus untuk mempelajari berbagai teknik dasar, seperti merespons tanpa bereaksi. Dengan konsep ini, pahami bahwa hanya karena sesuatu sedang terjadi tidak menjadikannya nyata,” kata Hubbard.

4. Coba kritik cara berkomunikasi

Manfaatkan teknik negosiasi yang kuat yang dapat memanipulasi bos untuk menyadari bagaimana mereka memperlakukan dan bagaimana gaya komunikasi mereka benar-benar berantakan. Hal pertama yang dapat Anda coba adalah seni mendengarkan secara aktif.

James Killian, seorang konselor profesional berlisensi, mengatakan bahwa mendengarkan dengan intensitas yang lebih banyak akan memainkan peran penting dalam meminimalkan miskomunikasi.

“Ini melibatkan pengulangan apa yang Anda dengar diikuti dengan permintaan konfirmasi. Misalnya, 'Jadi yang saya dengar Anda katakan adalah ... Apakah ini yang Anda maksudkan?' 

Ini akan memungkinkan bos untuk mendengar perspektif mereka dari sudut pandang orang lain dan memberi mereka kesempatan untuk mengklarifikasi, ”kata Killian.

Selanjutnya, Killian mengatakan akan sangat sulit untuk terus marah atau kesal dengan seseorang ketika mereka sepenuhnya mengerti perasaan Anda.

 Reporter : Danar Jatikusumo

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya