Liputan6.com, Jakarta Terkait penjemputan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kapal Diamond Princess, Jepang, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengungkapkan, harus berhati-hati menyikapinya. Kehati-hatian ini agar pemerintah dapat memastikan tidak ada penyebaran virus corona atau COVID-19.
Pemerintah terus mempertimbangkan dengan matang, opsi penjemputan WNI di Kapal Diamond Princess, apakah menggunakan kapal laut atau pesawat. Selain itu, pemerintah juga menunggu data epidemiologis dari Jepang terkait rincian kesehatan dan pemeriksaan WNI di sana.
Advertisement
"Saya menunggu data dari mereka (pemerintah Jepang). Itu data epidemiologis, yang isinya soal di sananya (Jepang) diperiksa sudah berapa kali, ini harus detail. Selanjutnya, (yang bersangkutan) sakitnya apa, itu harus detail juga," jelas Terawan usai menghadap Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2020).
"Jadi, kita harus terus hati-hati menyikapi. Karena apa? Data itu sangat penting, saya selaku Menteri Kesehatan sangat berpatokan pada data."
Dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, setelah pemerintah Jepang mengirimkan data epidemiologis WNI di Kapal Diamond Princess, pemerintah Indonesia akan segera memprosesnya.
"Ya, tergantung mereka (pemerintah Jepang). Kalau mereka ngasih ya kita akan segera proses," lanjut Terawan.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Negosiasi dengan Jepang
Pemerintah pun sedang bernegosiasi dengan Jepang, teknik terbaik apa untuk menjemput WNI di Kapal Diamond Princess, yang bersandar di Yokohama, Jepang.
"Saat ini, kita juga terus bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai teknik yang paling baik untuk bisa mengeluarkan mereka (WNI). Pemerintah berusaha menjaga 264 juta penduduk Indonesia tetap terlindungi. Sekaligus kita juga melakukan tindakan tepat melayani WNI yang ada di Jepang (Kapal Diamond Princess)," Terawan menambahkan.
"Meski begitu kita harus tahu prosedur dan tata caranya. Harus butuh negosiasi yang detail dan baik. Sehingga apa yang kita lakukan, jangan sampai ditertawakan dunia."
Ia juga menekankan, Indonesia sangat berhati-hati dan menerapkan kaidah-kaidah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apalagi Indonesia masih dalam green zone (zona aman dari virus corona).
"Makanya, tata caranya harus tepat untuk melakukan pemindahan (penjemputan) tanpa membuat epicentrum baru--pusat penyebaran virus corona," ujar Terawan.
Advertisement