Liputan6.com, Kuala Lumpur - Di tengah krisis akibat Virus Corona (COVID-19), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendadak memutuskan mundur dari jabatannya. Surat pengunduran diri telah ia serahkan ke Raja Malaysia.
Dilaporkan The Straits Times, Senin (24/2/2020), surat itu diserahkan ke Raja Malaysia pada pukul 13.00 waktu setempat. Tak ada penjelasan resmi terkait alasan di balik keputusan ini, apalagi selama ini rezim Mahathir tidak mengalami kontroversi.
Baca Juga
Advertisement
Akan tetapi, ada spekulasi bahwa keputusan Mahathir Mohamad hanya sekadar manuver politik untuk mengkhianati Anwar Ibrahim. Pasalnya, Mahathir pernah berjanji untuk menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Anwar sebelum 2023.
Di lain pihak, Anwar Ibrahim sudah merasa dikhianati oleh koalisi Pakatan Harapan. Kemarin, ia sudah menduga bahwa Pakatan Harapan akan bubar untuk membentuk koalisi baru.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Manuver Politik
Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim diduga ikut dalam manuver politik ini. Itulah mengapa Anwar merasa dikhianati.
"Hal ini melibatkan mantan teman-teman kita dari Bersatu (partai Mahathir Mohamad) dan sekelompok kecil dari PKR yang telah mengkhianati kami," ujar Anwar seperti dikutip Channel News Asia.
Anwar dijadwalkan bertemu Raja Malaysia untuk audiensi pada pukul 14.30 waktu Malaysia.
Pakatan Harapan terdiri atas Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Partai Islam se-Malaysia, Partai Aksi Demokratis, serta Partai Amanah Nasional.
Pihak PKR sendiri sudah menantikan agar sosok pengkhianat di partai itu segera terkuak. Sementara, Mahathir Mohamad masih bungkam terkait keputusannya.
Advertisement