“There’s no such thing as public speaking.”
Liputan6.com, Yogyakarta Riko Anggara menekankan hal tersebut saat mengawali sesi pelatihan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2019/2020 Batch 5 di Eastparc Hotel, Yogyakarta, pada Senin (17/02/2020). Membawakan materi Effective Oral Communication, pria yang dikenal sebagai jurnalis ini membangkitkan antusiasme peserta lewat sesi yang interaktif dan fun.
Advertisement
“Yang namanya public speaking itu nggak ada. Yang ada adalah kita mengajak bicara satu per satu audiens yang ada di dalam ruangan. Kalau kebiasaan waktu ngomong di depan umum hanya melihat jidat orang, yang benar adalah kita melihat satu per satu mata mereka, sehingga mereka merasa lagi diajak ngomong. Jadi ada interaksi,” terang Riko disela materi yang disampaikan.
Aha Moment, Poin Penting Saat Berbicara di Depan Umum
Pengalamannya sebagai jurnalis, penyiar berita televisi, hingga asisten Julian Aldrin Pasha, Juru Bicara Presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono membawanya pada pengalaman public speaking yang lebih luas.
Ia memperkenalkan konsep Aha Moment kepada peserta. Menurutnya, Aha Moment ini bisa menjadi positif, tapi juga bisa memberikan efek negatif. Sisi positif bisa diperoleh ketika seseorang menyampaikan informasi baru yang belum diketahui oleh audiensnya. Tapi, Aha Moment ini juga bisa memberikan efek negatif saat audiens menganggap topik yang dibicarakan membosankan atau malah menimbulkan pertanyaan “So, what?”
“Karena ini judulnya Effective Oral Communication, jadi satu per satu dari kalian nanti harus ngomong ke depan ya,” katanya kemudian.
Seperti apa yang disampaikannya, Riko benar-benar mengajak para peserta untuk berani berbicara di depan umum satu per satu. Teknik inilah yang ia gunakan untuk menganalisis kemampuan public speaking para Beswan Djarum sekaligus memberikan tips seperti apa cara berbicara di depan umum yang lebih efektif.
Advertisement
Mengenal Konsep Alpha Voice
Satu per satu peserta maju untuk menunjukkan kemampuan public speaking yang dimilikinya. Riko menganalisis satu per satu gaya bicara mereka, mulai dari penampilan dan ekspresi yang harus selalu paripurna kapan pun harus berbicara di depan umum, gestur tubuh, hingga suara yang dikeluarkan. Riko menekankan bahwa suara yang keluar saat melakukan public speaking harusnya suara yang kuat dan bulat, bukan seperti suara yang digunakan saat mengobrol biasa.
Ia kemudian memperkenalkan konsep Alpha Voice kepada para peserta Leadership Development. Saat sedang berbicara di depan umum, hal pertama yang diperhatikan oleh audiens bukanlah apa yang diucapkan oleh sang komunikator, melainkan tone suaranya. Jadi, suara sangat mempengaruhi bagaimana pesan tersampaikan secara efektif.
Alpha Voice merujuk pada kemampuan berbicara dengan otoritas dengan tone dan suara yang dimiliki. Inilah mengapa orang yang berbicara dengan tegas akan lebih didengar daripada mereka yang berbicara dengan pelan saat berada di depan umum. Teknik suara seperti ini juga yang ia gunakan selama menjalani profesi sebagai seorang penyiar berita televisi.
Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Mengembangkan Leadership
Memberikan materi di pelatihan soft skill yang diadakan oleh Djarum Foundation bukanlah hal baru bagi Riko Anggara. Sebelumnya ia pernah terlibat dalam sesi training, meskipun dua tahun belakangan ini sempat absen karena kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Effective Oral Communication sendiri adalah salah satu sesi dari rangkaian Leadership Development Djarum Beasiswa Plus angkatan 35 Batch 5. Selanjutnya, mereka diberi sebuah proyek presentasi yang harus dilakukan di hari ketiga, yaitu Selasa (18/02/2020). Tugas ini menjadi implementasi atas pelatihan Critical Writing dan Effective Oral Communication yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.
“Goals-nya adalah ketika nanti mereka ke masyarakat, bisa menjadi seseorang yang bertindak dan berpikir seperti pemimpin. Mereka bisa menuangkan ide-ide kebaruan, inspirasi, supaya membawa kehidupan yang lebih baik ke masyarakatnya di mana pun mereka berada. Yang dibagi di sini itu ilmu-ilmu yang nggak mereka dapat di sekolah, di kampus. Ilmu pengetahuan itu penting, tapi ketika dilengkapi lagi dengan kemasan yang oke, tentu lebih mudah dipahami,” ungkap Riko dalam sesi interview bersama tim Liputan6.com, Rabu (18/02/2020).
Riko juga beranggapan bahwa public speaking ini sangat penting untuk membentuk karakter pemimpin agar mereka bisa menyampaikan ide-ide yang dimiliki.
“Akan jadi percuma ketika mereka nilainya tinggi tapi tidak dapat mentransfer apa yang ada dalam pikirannya, ide-ide baru itu ke tengah masyarakat. Jadi tujuan saya adalah memberikan pilihan kepada mereka, bukan untuk mengubah mereka, dalam public speaking. Jadi ketika nanti mereka di depan, menjadi pemimpin dan lain sebagainya, mereka punya pilihan jika menghadapi ini maka teorinya yang sudah pernah dipelajari seperti ini. Satu jenis manusia itu nggak bisa diterapkan pola komunikasi yang sama,” lanjutnya.
Sesi Effective Oral Communication menjadi salah satu agenda Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2019/2020 Batch 5 di hari kedua, yaitu Senin (17/02/2020). Sesi ini diperoleh peserta setelah sebelumnya mereka mendapatkan materi Gritty Leadership bersama Galuh Paskamagma, Program Associate Djarum Foundation, di hari pertama dan Critical Writing bersama Margareta Astaman di hari kedua.
Penulis: Wuri Anggarini