Senyum Anwar Ibrahim Saat Ditanya Bakal Jadi PM Malaysia Gantikan Mahathir Mohamad

Anwar Ibrahim mengaku tetap berkomunikasi dengan Mahathir Mohamad.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Feb 2020, 12:21 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kanan) berjabat tangan dengan Anwar Ibrahim di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (22/2/2020). Sebelumnya, Mahathir telah berjanji akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Anwar Ibrahim ternyata masih berkomunikasi dengan Mahathir Mohamad. Anwar bahkan membela Mahathir di tengah drama politik yang berlangsung di Kuala Lumpur.

Anwar Ibrahim yang sejatinya akan menjadi penerus Mahathir Mohamad, tetapi ambisi Anwar memudar setelah Mahathir Mohamad mundur sebagai perdana menteri pada Senin kemarin. Langkah Mahathir dituding sebagai manuver agar Anwar tak jadi perdana menteri.

Kini, Anwar Ibrahim berkata bahwa Mahathir tak ada kaitannya dengan drama politik yang terjadi. Ia menyebut ada yang menyatut nama Mahathir.

"Namanya (Mahathir) digunakan oleh orang dalam partai saya dan orang luar," ujar Anwar seperti dikutip The Star, Selasa (25/2/2020).

Ketika ditanya apakah Anwar Ibrahim tetap menjadi perdana menteri selanjutnya, ia hanya tersenyum dan menjawab singkat.

"Kita lihat nanti," ujar Anwar.

Usai Mahathir mundur sebagai PM Malaysia, sejumlah anggota parlemen Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar ada yang mendadak keluar dan membentuk blok independen di parlemen. Salah satu yang keluar adalah Azmin Ali yang kubunya dicap pengkhianat partai.

Namun, kubu Azmin menolak label itu. Ia menyebut pengkhianat sebenarnya adalah yang menekan Mahathir agar menetapkan tanggal transisi kekuasaan ke Anwar Ibrahim. Penetapan tanggal seperti itu ditenggarai bisa melemahkan pemerintahan Mahathir.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jadi PM Malaysia Sementara, Mahathir Mohamad Kembali Berkantor di Perdana Putra

Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad memberi keterangan saat konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia (10/8). Di usia 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. (AP Photo / Sadiq Asyraf)

Pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia disetujui Raja Malaysia Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Senin 24 Februari 2020 malam. Kepala Sekretaris Pemerintah Mohd Zuki Ali mengabarkan.

Dalam kesempatan itu, raja juga menunjuk Mahathir Mohamad kembali sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri baru dipilih. Hal itu sesuai dengan Pasal 43 (2) (a) Konstitusi Federal. 

Selasa pagi, seperti diberitakan The Star Malaysia, Mahathir Mohamad telah kembali ke kantornya di Perdana Putra di tengah-tengah badai politik yang berkecamuk selama dua hari terakhir.

Kendaraan yang mengangkutnya terlihat mendekati gerbang protokol di sini pada pukul 09.29 pagi waktu setempat.

Ini terjadi sehari setelah pria berjuluk pria berusia 94 tahun itu mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, dan disetujui Raja Malaysia.

Pria yang juga dikenal sebagai Dr M itu adalah satu-satunya dari Partai Pakatan Harapan yang ditinggalkan seluruh anggotanya.

Selain menteri, tugas anggota lain administrasi termasuk wakil perdana menteri, wakil menteri dan sekretaris politik berhenti, efektif 24 Februari.

Para menteri dikabarkan telah mengemas barang-barang mereka dan pergi bersama pada Senin (24 Februari) malam, setelah pengumuman bahwa Raja menerima pengunduran diri Mahathir Mohamad.


Menjabat Selama 10 Hari

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (22/2/2020). Mahathir Mohamad mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri ke Raja Malaysia pada Senin (24/2/2020). (AP Photo/Vincent Thian)

Sebelumnya pada hari itu, Dr Mahathir mengajukan pengunduran dirinya ketika berhenti sebagai ketua Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) di tengah spekulasi bahwa pakta baru akan dibentuk untuk menggantikan Pakatan Harapan (PH) sebagai koalisi yang berkuasa.

Hal ini terjadi sehari setelah Anwar Ibrahim Parti Keadilan Rakyat mengakui pengkhianatan oleh mitra koalisi untuk memecah PH.

Tindakan-tindakan ini dilihat sebagai upaya untuk menghentikannya dari menjadi perdana menteri berikutnya, sebagaimana disepakati di antara partai-partai PH ketika mereka bekerja sama untuk kampanye melawan Barisan Nasional yang penuh skandal dalam pemilihan umum 2018.

Namun, menurut laporan Malaysia Kini, jabatannya sebagai PM interim atau sementara hanya akan berlangsung selama maksimum sepuluh hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya