Pemerintah akan Luncurkan Konsep Green Investment di Papua dan Papua Barat

Green investment merupakan konsep investasi yang ramah lingkungan, sehingga sesuai diterapkan di Papua dan Papua Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2020, 14:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan meluncurkan konsep green Investment atau investasi ramah lingkungan di Papua dan Papua Barat.

Green investment merupakan konsep investasi yang ramah lingkungan, sehingga sesuai diterapkan di Papua dan Papua Barat. "Syarat utamanya tidak merusak lingkungan," jelas Luhut saat membuka acara Coffee Morning di Kantornya, Jakarta, Selasa, (25/2/2020).

Konsep green investment ini pada tahap awal akan menyasar hasil pertanian dan perkebunan masyarakat Papua dan Papua Barat, yang menurutnya potensial untuk di ekspor. "Kopi yang bagus, pala yang bagus dan coklat yang bagus," ungkap dia.

Dalam green investment, Luhut menyebut akan melibatkan banyak kementerian. "Ada Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian pertanian, dan lainnya," imbuh dia.

Terkait nilai proyeksi investasi, Luhut belum memberi keterangan pasti. Namun, dirinya menegaskan bahwa green investment harus memberi dampak yang nyata bagi masyarakat setempat. 

Dijumpai di kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, menambahkan bahwa green investment, juga akan menyasar hasil laut masyarakat Papua dan Papua Barat.

"Hasil perikanan juga, budidaya rumput laut, dan lainnya," Imbuh dia.

Nani menyebut green investment merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga ekosistem.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Potensi Investasi Berbasis Ramah Lingkungan di Jakarta Capai USD 30 Miliar

Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Analisis International Finance Corporation (IFC) menyebutkan Jakarta berpotensi meraih nilai investasi pada pembangunan yang berbasis ramah lingkungan sebesar USD 30 miliar hingga 2030.

Potensi investasi ini meliputi beberapa poin yang terdiri dari transportasi publik, energi terbarukan, kendaraan elektrik, pengolahan sampah (waste) dan urban water.

Masing-masing poin memiliki potensi investasi yang beragam. Seperti energi terbarukan dengan nilai potensi USD 3 miliar, kendaraan listrik USD 7 miliar, pengolahan sampah USD 725 juta, transportasi publik USD 660 juta, urban water USD 3 juta dan bangunan hijau (green building) USD 16 miliar.

Ini terungkap dari paparan materi Green Building Leader IFC Sandra Pranoto dalam agenda Media Sharing Green Buildings in Indonesia: Maximizing Building Resources Efficiency, Rabu (13/2/2019) di Kantor IFC, Bursa Efek Indonesia.

Sandra juga menegaskan, potensi terbesar ada pada poin green building. Dia pun sangat menganjurkan para investor dan developer untuk memanfaatkan peluang ini.

"Apalagi di green building itu bisa sampai USD 16 miliar, hampir setengahnya. Bayangkan kalau kita investasi hanya di poin waste, itu tidak sampai USD 1 miliar. Potensinya sangat besar." ujarnya.

Jika dilihat secara global, IFC telah mengidentifikasi adanya potensi investasi yang berkonsentrasi pada isu perubahan iklim sebesar USD 29 triliun. Lebih dari 70 persen berasal dari topik green building, yaitu sekitar USD 24,7 triliun.
 
Data ini didapat dari IFC's Climate Investment Opportunities in Cities, November 2018.
 
Sementara menurut IFC Market Intelligence Report, pertumbuhan market green building yang mencakup perumahan, kantor dan toko diprediksi mencapai 25 persen dari total yang dibangun di Indonesia pada 2025.
 
Sampai 2025 nanti, total green market diprediksi akan mencapai USD 4 miliar dari total USD 48 miliar untuk komersial. Sementara hunian mencapai USD 30 miliar dari total USD 210 miliar.
 
Adapun jumlah hunian yang dibangun diprediksi mencapai 2,3 juta, di mana 350 ribu unit merupakan ramah lingkungan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya