Organic Parenting, Apa Itu?

Ingin tahu lebih jauh tentang organic parenting? Simak penuturan Mommy Dian Yulia Kartikasari dari Babyologist berikut ini

oleh Babyologist diperbarui 27 Feb 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi anak bermain (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin belum familiar dengan istilah ini, organic parenting. Meski terdengar asing untuk sebagian orang, pola pengasuhan ini kabarnya telah ada sejak zaman dahulu. Ingin tahu lebih jauh tentang organic parenting? Simak penuturan Mommy Dian Yulia Kartikasari dari Babyologist berikut ini.

Setelah booming tentang bahan makanan dan gaya hidup organik, kini muncul istilah baru yaitu organik parenting. Sebenarnya pola asuh tipe ini sudah ada dari zaman dahulu. Justru menjadi menarik karena apa yang dilakukan di zaman dulu, dihidupkan kembali di era digital modern seperti sekarang.

Karen Ouse, seorang psikoterapis pernikahan dan keluarga di California, AS berpendapat bahwa organik parenting adalah gaya asuh khas Skandinavian yang tengah booming di negera-negara lain termasuk Indonesia.

Gaya pengasuhan ini menitikberatkan kedekatan anak dengan alam. Hal ini dianggap bisa menjadi sebuah jawaban atas permasalahan dampak buruk dari imbas digital modern. Anak-anak diberikan keleluasaan bermain di alam terbuka sehingga merangsang pertumbuhan motoriknya.

Orangtua dengan sistem organik parenting menggunakan segala sesuatu berbau alami untuk menopang kehidupan harian mereka. Mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, produk kecantikan sampai alat kebersihan rumah tangga. Seperti penggunaan essential oil untuk penggunaan sehari-hari. Memilih shampoo dan sabun dengan bahan non SLS. Pengobatan herbal dipilih lebih dahulu. Semua berdasarkan bahan alami dan ramah lingkungan.

 


Mengurangi Sampah Plastik

Anak-anak pun dikenalkan untuk mengurangi pemakaian sampah plastik sedari dini. Sehingga dibiasakan membawa botol minum dan tempat makan sendiri. Menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda, cerdas menggunakan energi seperti menggunakan AC, air seperlunya.

Dalam kehidupan sosial, organik parenting menganut ilmu guyub seperti masyarakat desa pada zaman dahulu. Seni berkumpul dan berbicara bersama membahas masalah dan keseharian. Orangtua dan anak lebih banyak waktu bersama saling mendengarkan dan bercerita. Jauh dari aktivitas individual seperti memakai gadget dan menonton tv. Meningkatnya kuantitas kebersamaan diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri dan kepribadian anak sesuai dengan norma keluarga.

Ciri lain organik parenting adalah membiarkan anak tumbuh dengan alami tanpa banyak bantuan teknologi. Seperti membiarkannya main hujan, bertelanjang kaki, bermain pasir, menangkap serangga dan aktivitas outdoor lainnya yang bersinggungan langsung demgan alam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya