Liputan6.com, Jakarta - Sektor properti di Australia khususnya Sydney rupanya mampu menarik banyak investor asal Asia untuk berinvestasi. Ini termasuk juga para investor asal Indonesia.
CEO dan Pendiri Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan pergeseran tren hunian di Sydney sudah terasa dalam 2 dekade terakhir. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan bertambahnya jumlah tenaga kerja usia muda yang memiliki preferensi tersendiri untuk hunian tempat tinggal.
“Hal ini menyebabkan semakin besarnya golongan usia produktif yang lebih menyukai hunian berukuran kompak yang dekat dengan tempat mereka bekerja dan dikelilingi oleh pusat perbelanjaan dan kuliner. Dan ini mengakibatkan tergerusnya popularitas rumah tapak melalui keberadaan hunian vertikal,” jelas Iwan Sunito dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan, sejak 2015, populasi Sydney telah tumbuh sebesar 381.694 jiwa yang mewakili 1,63 persen dari perubahan tahunan.
“Inilah salah satu penyebab utama pertumbuhan jumlah hunian vertikal di Sydney,” tambah dia.
Laporan yang dibuat oleh PBB mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, 68 persen populasi Dunia akan menempati area perkotaan. Jumlah ini akan meningkat dari saat ini yang hanya sebesar 55 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Laporan PBB
Laporan PBB tersebut juga memprediksikan adanya tambahan 2,5 juta orang yang akan tinggal di kota 30 tahun ke depan.
“Perlu diingat bahwa negara bagian New South Wales yang memiliki populasi sebesar 7,988,241 merupakan lokomotif perekonomian di Australia yang menghasilkan GSP (Gross State Product) sebesar AUS$ 604 miliar atau 32,7 persen dari total GNP Australia," kata dia.
Menurut Iwan, dengan segala kelengkapan yang dimiliki oleh sebuah kota metropolitan ditambah pembangunan infrastruktur transporatsi massal yang masif, tidak lah mengherankan apabila Sydney menjadi salah satu kota yang paling diminati untuk dihuni di Australia
“Terbukti selama 10 tahun terakhir, Australia telah menjadi destinasi investasi utama bagi para investor di kawasan Asia umumnya, khususnya Indonesia," jelas dia.
“Pasar properti Australia sempat mencapai puncaknya dengan pertumbuhan sebesar 17 persen pada tahun 2017 dan bukanlah hal yang mustahil apabila di tahun 2020 ini pertumbuhan nilai properti akan kembali menyentuh angka dua digit sesuai prediksi dari SQM Research,” tutup Iwan Sunito.
Advertisement