Ban Mobil Dipasang di Sepeda Motor, Aman?

Kreativitas tidak mengenal batasan, beragam ide unik selalu ada di dalam kepala para modifikator. Misalkan saja menyematkan ban mobil pada sepeda motor agar terlihat lebih gagah.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2020, 18:00 WIB
Ban baru memiliki garis warna melingkar di tapaknya, sebuah penanda untuk staf gudang. (Hafids/Otosia)

Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas tidak mengenal batasan, beragam ide unik selalu ada di dalam kepala para modifikator. Misalkan saja menyematkan ban mobil pada sepeda motor agar terlihat lebih gagah.

Ternyata, hal itu sangat dilarang. Ini diungkapkan langsung oleh T. J. Tennent, Bridgestone Tires Engineering Manger dalam RideApart.

"Ban mobil Bridgestone dan ban motor Bridgestone sangat berbeda dan didesain untuk keperluan yang berbeda. Ada perbedaan di kompon serta penunjang traksi," ujarnya.

"Area yang bersentuhan pada ban motor lebih besar dibanding mobil. Ketika hujan, pembuangan air pada ban mobil lebih sedikit dan itu justru berbahaya," tambah Tennent.

Bagi Anda yang gemar turun ke sirkuit, jangan sekali-sekali memutar sisi roda. Biasanya, hal ini dilakukan lantaran 1 bagian, baik kanan atau kiri masih tebal.

"Itu jelas sangat berbahaya. Ban motor dirancang untuk berputar searah, ditandai panah di dinding ban. Anda bisa mengalami kecelakaan karena material ban mulai mengelupas dan tapaknya terlepas," jelas Tennent.

Sumber: Otosia.com


Paku Menancap di Ban Tubeless, Tambal atau Biarkan Saja?

Ban tubeless memiliki keunggulan tersendiri dibanding ban biasa. Salah satunya adalah ban tak langsung kempis jika paku menancap. Paku memang menjadi musuh utama pengguna jalan, terutama di kota-kota besar. 

Ban tubeless mampu bertahan sekitar 1-2 hari karena meminimalisir angin yang keluar. Namun, bukan berarti paku yang menancap dibiarkan saja.

“Banyak orang yang males mencabut paku di ban tubeless-nya. Misalnya ban aslinya luka nih bocor, seharusnya setelahnya jika ketemu toko atau bengkel terdekat. Banyak orang berpikir selagi tidak ada masalah terus saja dipakai kendaraannya. Padahal ini sangat berbahaya,” ungkap Bambang Hermanuhadi, selaku Manager Training PT Sumi Rubber Indonesia.

“Selama baut atau paku itu tidak dipindahkan, tidak digunakan, tidak dicabut, itu dikhawatirkan nyangkut ke batu ke lobang jadi copot. Anginnya bisa hilang mendadak, bannya melintir gak bisa dikontrol akhirnya terguling. Kalau sudah tau ada benda tajam, harus secepatnya dicabut terus tambal. “ tambahnya.

Menurut Bambang, dengan adanya kebocoran pada ban karena paku, hal tersebut bisa menjadi jalur bagi air masuk ke dalam kawat pada bagian telapak ban. Kawat tersebut akan mengandung uap air lalu berkarat.

Penulis: Gilang Seftian

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya