Liputan6.com, Jakarta Cilincing, Jakarta Utara menjadi salah satu kawasan di ibu kota yang terdampak banjir pada Selasa 25 Februari 2020. Rumah pompa Bulak Cabe, Cilincing sempat menjadi sasaran amukan sebagian warga karena dianggap sebagai penyebab banjir.
Pimpinan proyek pompa Bulak Cabe, Guntur Gultom menyesalkan adanya sikap warga sekitar yang menuding pompa tersebut sebagai penyebab banjir di Cilincing. Pascainsiden tersebut, pompa air Bulak Cabe dipastikan kembali beroperasi.
Advertisement
Guntur menjelaskan, rumah pompa Bulak Cabe berkapasitas 7.250 l/detik. Dalam satu jam, pompa air tersebut mampu memindahkan air 26.000 m3.
"Namun air yang datang ekstrem jumlahnya, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengeringkannya," kata Guntur saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Dia menambahkan, pompa Bulak Cabe beroperasi selama 24 jam nonstop. Karena itu, menurut dia, perusakan pompa Bulak cabe bukanlah solusi agar banjir cepat surut dan ditangani.
"Tetapi akan menambah masalah bagi masyarakat itu sendiri dengan semakin lamanya pemukiman mereka tergenang, akibat pengerusakan fasilitas penanggulangan banjir Pompa Bulak Cabe," ucap Guntur.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rendam 200 RW Lebih
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (25/2/2020) dini hari WIB membuat sejumlah wilayah di Jakarta kembali banjir.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima laporan bahwa banjir yang terjadi di wilayahnya pada Selasa kemarin telah merendam 200 RW lebih.
"Masih bergerak terus, tapi di atas 200 RW yang terdampak dari 2.738 RW di Jakarta," kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, banjir yang terjadi sejak Selasa pagi diakibatkan curah hujan yang tinggi.
Karena itu, Anies mengimbau agar masyarakat yang terdampak banjir dapat menghubungi kontak 112 atau petugas di masing-masing kelurahan.
"Kami akan bantu respons kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Advertisement