Tips Agar Terhindar Jadi Korban Kejahatan Siber

Penjahat siber tak pernah kehabisan akal untuk menjerat para korban. Mereka pun menggunakan berbagai metode dan malware sebagai alat ancaman siber.

oleh Andina Librianty diperbarui 27 Feb 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Penjahat siber tak pernah kehabisan akal untuk menjerat para korban. Mereka pun menggunakan berbagai metode dan malware sebagai alat untuk melakukan kejahatan siber.

Territory Channel Manager SEA Kaspersky Lab untuk Indonesia, Dony Koesmandarin, mengungkapkan tiga langkah untuk menghindari diri menjadi korban kejahatan siber. Berikut rinciannya:

1. Memberikan pengetahuan ancaman intelijen terbaru kepada tim Teknologi Informasi (TI) baik di pemerintah dan perusahaan.

Hal ini agar mereka mendapatkan informasi terkini mengenai alat, teknik, dan strategi yang digunakan oleh para pelaku kejahatan siber.

"Jadi tim IT harus diberikan pengetahuan soal ancaman intelijen terbaru. Ancaman intelijen ini termasuk soal data-data dan keamanannya," ungkap Dony saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

2. Untuk deteksi level endpoint, investigasi dan remediasi insiden tepat waktu. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah Kaspersky Endpoint Detection and Response.

3. Selain pentingnya mengadopsi perlindungan titik akhir, terapkan solusi keamanan tingkat korporat yang mendeteksi ancaman lanjutan pada tingkat jaringan tahap awal. Salah satu yang bisa digunakan adalah Kaspersky Anti Targeted Attack Platform.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Mata-Mata Siber Ancam Keamanan Asia Tenggara, Termasuk Indonesia

Kaspersky Lab (AP)

Perusahaan-perusahan keamanan, termasuk Kasperksy mengungkapkan terjadinya peningkatan aktivitas kelompok-kelompok Advanced Persistent Threats (APT) di Asia Tenggara pada tahun lalu. Mereka melancarkan kegiatan cyberspionage (mata-mata siber) canggih.

"2019 menjadi tahun sibuk untuk penjahat siber, karena mereka membuat teknik agar bisa menyerang pengguna secara spesifik," ungkap Dony.

APT merupakan serangan kompleks dengan terdiri dari banyak komponen berbeda, termasuk alat penetrasi seperti penyebaran phishing, dan eksploit.


Mekanisme Penyebaran Jaringan

Spyware merupakan perangkat lunak yang jika dipasang di komputer dapat mendeteksi apa saja yang diketikkan oleh keyboard.

Mekanisme penyebaran jaringan, spyware, alat untuk penyembunyian (root/boot kit) dan lainnya di APT seringkali menjadi teknik canggih dan dirancang untuk tujuan sama, yaitu akses yang tidak terdeteksi ke informasi sensitif.

"APT itu serangan siber, tapi lebih canggih. Ketika sudah menyerang PC atau end user, serangan itu tidak bisa dideteksi dengan anti-malware tradisional," tutur Dony.

(Din/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya