Liputan6.com, Jakarta - Tim asistensi Komisi Pengarah (komrah) kawasan Medan Merdeka mengambil sampel aspal untuk lintasan Formula E di Monas. Langkah ini dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut dampak pengaspalan di cobblestone, cagar budaya nasional.
Tim mulai melakukan sampling aspal sekitar pukul 13.00 WIB. Pantauan merdeka.com, tidak ada wujud cobblestone yang terlapisi aspal di atasnya. Namun sisa-sisa aspal masih bisa dilihat di sisi ruang kosong cobblestone. Di atasnya juga terlihat beberapa garis berwarna putih.
Advertisement
Tim kemudian mengambil sisa aspal dari sisi cobblestone. Kemudian, sisa aspal dimasukan ke dalam plastik transparan.
Tim asistensi yang terdiri dari dua ahli lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) Bambang Hero dan Basuki Wasis, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Sekretaris Negara, kemudian mengukur jarak yang sempat diaspal akhirnya dibongkar.
Bambang menyayangkan masih ada sisa aspal yang membekas di cobblestone. Hal ini tak seperti yang dijanjikan penyelenggara Formula E.
"Anda bisa saksikan itu masih membekas aspalnya, karena kemarin disampaikan semua mulus segala macam, ternyata ini tidak. Ini tidak semulus seperti yang dinyatakan itu," kata Bambang.
Tak butuh waktu lama, tim selesai mengambil sampel aspal lintasan Formula E. Bambang mengatakan, nantinya sampel itu akan dibawa ke laboratorium Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB). Setelah uji lab keluar, hasilnya akan dibawa ke komrah.
"Yang jelas kan gini, kita sudah sampling, sudah analisis, nanti hasilnya gimana nanti Pak Komrah kami sudah melaksanakan tugas, keputusan akhir silakan bapak-bapak yang ambil," kata Bambang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Aspal Sementara
Diberitakan sebelumnya, Direktur Operasi PT Jakarta Propertindo Muhammad Taufiqurrachman menjamin, aspal dengan metode geotextile yang sudah dibongkar tidak menyisakan bekas di cobblestone yang ada di bawahnya.
"Uji coba aspal sudah dilakukan dengan hasil lapisan geotextile lebih feksibel dan tidak menyisakan bekas sama sekali di cobblestone," ujar Taufiq dalam rapat pembahasan Formula E bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Sementara itu, Deputy Director Communications Formula E, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hilbram Dunar menyatakan, pengaspalan di kawasan Monas, Jakarta Pusat hanya sementara.
Dia beralasan pengaspalan itu baru uji coba untuk menentukan teknik pelapisan untuk menutupi cobblestone atau batu alam di kawasan Monas. Uji coba itu kata dia, menggunakan dua metode yang berbeda.
"Sandsheet dan geotextile, untuk menentukan mana yang paling efektif apabila nanti dikembalikan ke cobblestone," kata Hilbram saat dihubungi, Sabtu (22/2/2020).
Uji coba pengaspalan itu dilakukan sejak Jumat (21/2/2020) malam. Rencananya, aspal ajang Formula E itu akan direview hingga beberapa hari ke depan. "26 Februari akan di lepas kembali," jelasnya.
Advertisement
Proses Ujicoba
Ajang balap mobil listrik Formula E sebelumnya tidak boleh dilaksanakan di area Monas. Namun, pada awal Februari kemarin Komisi Pengarah Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka akhirnya memperbolehkan Pemprov DKI Jakarta menggelar Formula E pada tanggal 6 Juni 2020 bertempat di Lapangan Sisi Timur, Monas, Jakarta Pusat.
Anggaran yang digelontorkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar balap mobil ini mencapai Rp 1,6 triliun.
Berbagai persiapan harus segera dilakukan mengingat balapan ini akan diadakan pada pertengahan tahun 2020 ini. Persiapan yang dilakukan saat ini adalah uji coba lintasan yang akan dilewati mobil balap Formula E nantinya. Persiapan itu sudah dilakukan di area bagian tenggara Silang Monas.
Pada Sabtu (22/2/2020) kemarin, pihak penyelenggara sudah melakukan persiapan dengan melakukan pelapisan aspal seluas 60 meter2 di atas cobblestone di bagian tenggara Silang Monas. Cobblestone atau blok batu yang menjadi salah satu bagian dari Monas itu sudah dipasang sejak tahun 1995. Di beberapa negara tuan rumah Formula E lainnya, pelapisan cobblestone ini juga dilakukan.
Namun agenda ini hanya uji coba yang bertujuan untuk memastikan material bisa lebih mudah dikelupas setelah 4x24 jam. Pengelupasan itu sendiri akan dilakukan pada Rabu (26/2) besok. Semua proses ini selalu diawasi oleh para ahli.
Secara teknis, uji coba pelapisan cobblestone itu sendiri berlangsung selama 125 menit yang dilakukan pada dini hari. Metode itu dilakukan dengan singkat dan cepat agar proses pengelupasan juga cepat dilakukan untuk mengembalikan cobblestone agar kembali seperti semula.
Proses itu juga dilakukan dengan dua metode. Pertama dengan metode Sandsheet, metode yang biasanya dipakai untuk melapisi permukaan konstruksi jalan kendaraan atau bahkan lintasan terbang di bandara. Ke dua dengan metode Geotextile, metode yang digunakan untuk menjadi lapisan dasar agar tanah menjadi stabil.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com