Liputan6.com, Bekasi - Raut kecewa terpasang di wajah Nina (49), warga Perumahan Duta Kranji Jalan Borobudur RT 06 RW 10 Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Pasca permukimannya diterjang banjir setinggi 1 meter pada Selasa, 25 Februari 2020, tak ada satupun bantuan yang diterima warga dari pemerintah daerah.
Nina bersama warga lainnya kala itu terjebak banjir selama lebih dari 24 jam, dan sangat membutuhkan bantuan logistik terutama bahan makanan. Terlebih banyak anak-anak dan balita yang juga ikut mengungsi.
Advertisement
"(Banjir) dari jam 3 subuh sampai subuh lagi. Ya pada mengungsi, karena di rumah (tinggi air) selutut. gak ada (bantuan)," kata Nina kepada Liputan6.com di lokasi, Rabu (26/2/2020).
Tak pernah terbayang dalam pikiran Nina, rumah yang baru sebulan ditempatinya itu bakal mengalami kebanjiran yang cukup parah. Ia juga tak mengira air akan dengan cepat meninggi dan masuk ke rumahnya pada dinihari. Akibatnya, ia terpaksa merelakan beberapa barang di rumahnya terendam air.
"Ya gak nyangka, cepat gitu airnya naik. Lemari, kulkas, motor, semua kerendam," keluhnya.
Meski air belum sepenuhnya surut, Nina dan warga lainnya sudah mulai membersihkan rumah dari sampah-sampah yang terbawa banjir.
"Ya lumayan surut sih, cuma masih agak tinggi, sampai di atas mata kaki lah," ujarnya.
Sebagai warga, ia berharap pemerintah daerah bisa turun tangan agar permukimannya tidak kebanjiran lagi. Karena dalam masalah ini pemerintah daerah yang seharusnya lebih berperan aktif memberikan kenyamanan kepada warganya.
"Ya semoga jangan banjir lagi lah, kasihan warga. Tolong pemerintah bantu," imbuhnya.
Ketua RT 06 Perumahan Duta Kranji, Rahayu Herdiwati mengakui hingga saat ini belum ada bantuan dari pihak-pihak terkait untuk penanganan banjir di wilayahnya itu.
"Belum pernah (bantuan pemerintah), ya nggak tahu juga kenapa. Rencananya sih mau dikeruk kali Cakung," ujarnya.
Rahayu merasa banjir yang terjadi di Perumahan Duta Kranji semakin parah dari sebelumnya.
"Waktu awal tahun Januari kan banjir, Februari ini banjir lagi. Kayanya semakin ke sini banjirnya semakin parah. Kemarin sudah dibuat pintu air ya, tapi gak ngaruh juga, tetap banjir. Semalam pun ada warga saya yang sakit, terus dievakuasi ke RSUD Bekasi sama pak RW," akunya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Ada Resapan
Menurut Rahayu, banjir yang semakin parah disebabkan maraknya pembangunan yang membuat daerah resapan semakin berkurang.
"Penyerapannya sudah gak ada, banyak perumahan dibangun. Apalagi sekarang banyak proyek juga. Di samping tol, Kota Bintang itu kan perkembangannya makin pesat ya," paparnya.
Sama seperti warga lainnya, Rahayu pun berharap pemerintah daerah bisa serius menangani permasalahan banjir yang rutin terjadi di wilayah tersebut. Warga sudah merasa lelah karena harus berjibaku dengan banjir yang selalu berulang dari tahun ke tahun.
'Ya maunya sih kali Cakung ini dikeruk, jadinya ditinggiin. Ya mohonlah kepada Walikota Bekasi agar banjir tidak semakin parah," tandasnya.
Advertisement