Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang dari maestro seni lukis Indonesia Srihadi Soedarsono. Jelang usianya yang ke-90, dia akan menggelar pameran tunggal bertajuk, 'Srihadi Soedarsono- Man x Universe' di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, 11 Maret--9 April 2020.
Pameran tersebut akan menampilkan 44 karya, 38 di antaranya merupakan karya baru Srihadi. Lelaki kelahiran Solo, 4 Desember 1931 menjelaskan bahwa semesta (universe) merupakan catatan-catatan tentang ingatan-ingatannya yang dituangkan lewat kanvas.
Baca Juga
Advertisement
"Layaknya seseorang yang mengingat memorinya sebelum menulis. Catatan-catatan tersebut berubah menjadi karya seni. Ini cara saya mencatat perjalanan dari kanak-kanak sampai usia 88 tahun," kata Srihadi dalam media gathering di JJ Royal Brasserie, Lotte Avaneu Mall, Jakarta, Rabu, 26 Februari 20290.
Srihadi mengungkapkan bahwa berbagai catatan yang dituangkan lewat kanvas tersebut salah satunya tentang kritik sosial. Namun, dia tak mau terjebak dari persoalan politik.
"Tidak ada perubahan dalam diri saya. Soal politik itu tidak mempengaruhi saya, baik semasa Soekarno maupun Jokowi. Kondisi lingkungan yang membuat saya terus berkarya," ucap Srihadi Soedarsono yang didampingi istrinya, Farida Srihadi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Empat Rumpun Besar
Sementara itu, kurator pameran Srihadi Soedarsono-Man x Universe, Rikrik Kusmara mengelompokkan 44 karya Srihadi dalam empat rumpun besar, yaitu kritik sosial, dinamik, manusia dan alam, dan kontemplasi.
Pameran ini, kata Rikrik, merupakan pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape, sebab menampilkan metafor dan simbol yang cukup kompleks. Proses artistik itu tak lepas dari kondisi sosial politik yang tensinya naik sepanjang 2016-2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran.
"Hampir tiga tahun menghasilkan 38 karya baru, tentu ada makna sesuatu di balik-karya itu. Melalui pameran ini pun pengetahun masyarakat luas terhadap karya Srihadi Soedarsono yang masih aktif berkarya akan bertambah," kata Rikrik.
Selain pameran tunggal, Srihadi Soedarsono akan meluncurkan buku yang berjudul sama dengan tema pameran. Buku itu ditulis oleh Siti Farida Srihadi dan budayawan Jean Couteau.
Di mata Jean Couteau, Srihadi memiliki garis lukisan yang terlihat sederhana, tetapi memiliki makna yang tidak sederhana dan kompleks. "Untuk bisa memahaminya harus memiliki kecerdasan visual," kata Jean.
Baca Juga
Fadli Zon Bantah Ada Pembredelan di Pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto: Kami Tidak Ingin Membatasi Kebebasan Berekspresi
Galeri Nasional Sebut Pameran Yos Suprapto Ditunda karena Ada Karya yang Tak Disetujui Kurator
Diwarnai Insiden Pintu Dikunci, Pameran Lukisan Tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional Batal Dibuka
Advertisement