Belum Masuk Musim Kemarau, 43 Titik Panas Karhutla Terdeteksi di Riau

Ada 30 titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen, sehingga dipastikan adalah titik api kebakaran besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2020, 09:36 WIB
Karhutla Riau sebagai pemicu kabut asap diprediksi lebih parah tahun depan karena musim kemarau panjang. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan adanya 43 titik panas yang tersebar di Provinsi Riau pada Kamis (27/2/2020) pagi. Temuan ini menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Putri Santy Siregar dalam keterangannya di Pekanbaru menyatakan, 43 titik panas tersebut telah terpantau satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB, yang lokasinya tersebar di empat kabupaten dan kota setempat.

"Titik panas paling banyak di daerah pesisir utara, yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dengan 24 titik panas. Kemudian di Kota Dumai ada 13 titik, Bengkalis empat titik dan Pelalawan dua titik," ujar Putri seperti dikutip Antara.

Dari jumlah tersebut ada 30 titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen, sehingga dipastikan adalah titik api kebakaran besar. Di Meranti terpantau ada 19 titik, dan Dumai 11 titik.

Bahkan, di Meranti ada empat titik dengan keakuratan 100 persen, dan dua titik di Dumai.

Pada hari ini BMKG memprakirakan Riau cerah berawan dan tidak ada peluang hujan, sehingga potensi karhutla bisa sangat tinggi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Belum Terpantau Satelit

Di Pekanbaru sendiri juga terdapat kebakaran lahan, namun belum terpantau satelit. Lokasi kebakaran berada di pinggir kota, yakni di Jalan Nelayan Ujung Kecamatan Rumbai.

Kebakaran lahan terjadi sejak Rabu (26/2/2020) siang di lahan gambut yang memiliki tutupan semak belukar. Unsur dari TNI, Polri dan pemadam kebakaran Pekanbaru masih berusaha memadamkannya.

Provinsi Riau kini sudah meningkatkan status menjadi siaga darurat Karhutla hingga akhir bulan Oktober 2020.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya