Liputan6.com, Jakarta - Was-was selalu membayangi pikiran Fuadillaga, orangtua Dede Samsul Fuad, anak buah kapal (ABK) Princes Diamond, yang bersandar di Yokohama, Jepang. Bagaimana tidak? Meski negatif virus Corona, Dede belum bisa pulang ke Tanah Air.
Fuadillaga pun memohon agar pemerintah segera mengevakuasi anaknya dari kapal pesiar itu. Juga tujuh orang lainnya asal Kabupaten Pandeglang yang berada dalam kapal mewah tersebut.
Advertisement
"Jadi ini mah untuk para instansi, pemerintah, terutama Presiden Jokowi, meminta anak saya segera dipulangkan saja. Karena kan khawatir, karena dikarantina juga di kapal. Makanya itu tim Dede, dari Pandeglang, delapan orang, itu negatif Corona," kata Fuadillaga, Rabu, 26 Februari 2020.
Dia tak mempermasalahkan dan akan patuh kepada pemerintah jika putranya harus dikarantina terlebih dulu sesuai standar kesehatan dunia. Asal, lanjut dia, Dede kembali ke rumah.
Menurut dia, Dede kerap bercerita tentang kekhawatirannya. Pemuda itu khawatir tertular virus Corona, jika terlalu lama berada di Kapal Princes Diamond.
"Kekhawatiran jelas, Dede juga minta dipulangin, bilang ke saya, tapi saya bisa apa? Jadi hatinya was-was. Soalnya itu informasi dari Dede, karyawannya (ABK) ada yang kena," kata Fuadillaga saat ditemui di rumahnya di Kampung Caringin, Desa Caringin, Labuan, Pandeglang.
Dia menilai, semakin cepat Dede dan WNI yang negatif virus Corona di Kapal Diamond Princess dipulangkan, semakin kecil pula penularan penyakit tersebut. Dia khawatir, jika Dede terinfeksi virus Corona, maka akan lebih repot lagi penanganan dan pemulangannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Karantina Bagai Penjara
Dia menuturkan, Dede kerap bercerita kepadanya soal kehidupannya selama dikarantina dalam kapal Diamond Princess. Meski berada dekat Yokohama, tapi Dede tidak bisa keluar kapal.
Hal tersebut, lanjut dia, membuat Dede stres. Apalagi hidup di tengah-tengah orang yang terkena virus Corona.
"Makanya pengen cepat dipulangkan, kalau dipulangkan kena Corona, nanti kena maslaah lagi. Ke saya juga banyak keluhan, seperti kayak di penjara saja, jadi enggak bisa interaktif dengan yang lain, enggak bisa keluar, di kamar saja. Baru tiga bulan kerja. Sekarang sudah mendarat di Yokohama, tapi enggak bisa turun," kata Fuadillaga.
Advertisement