Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Bangkok, Thailand mendatangi rumah sakit dengan keluhan batuk dan demam. Namun, dia sempat berbohong akan riwayat perjalanannya dan membuat para petugas fasilitas kesehatan berisiko terkena COVID-19.
Pria tersebut merupakan salah satu dari tiga kasus COVID-19 baru di Thailand pada pekan ini. Dia bersama keluarganya baru saja pulang dari Hokkaido, Jepang dan berkontak dengan pasien lain.
Advertisement
Pria ini sempat mendatangi rumah sakit pada 23 Februari lalu dan didiagnosis dengan radang paru-paru untuk kemudian dirawat.
Namun, pasien tersebut tidak mengungkapkan riwayat perjalanan hingga keesokan harinya usai seorang dokter melakukan tes padanya dan dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
"Penyembunyian oleh pasien dan penyangkalan perjalanan ke luar negeri mengakibatkan 30 petugas rumah sakit yang melakukan kontak dekat dengannya berisiko tertular infeksi COVID-19," kata BCare Medical Center dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (27/2/2020).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Menkes Thailand Angkat Bicara
Dikutip dari Asia One, pasien ini telah dipindahkan ke rumah sakit pemerintah. Sementara staf rumah sakit yang berkontak juga mendapatkan tes dan dinyatakan negatif. Namun, mereka tetap dikarantina secara mandiri di rumahnya masing-masing dan akan diuji lagi setelah masa tujuh sampai 14 hari.
Pihak rumah sakit juga menyatakan telah melakukan pembersihan pada semua area dengan disinfektan. Mereka juga menyatakan menolak masuknya pasien baru untuk sementara.
Kejadian ini mendapatkan sorotan dari Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul. Menurutnya, pria tersebut berisiko menjadi "penyebar super."
"Kita harus mengkritisi kasus ini, itu menyebabkan banyak masalah pada kita," ujarnya.
Anutin menambahkan, COVID-19 telah diklasifikasikan sebagai penyakit yang mudah menyebar dan berbahaya. Sehingga, setiap orang yang memiliki gejala yang diduga penyakit tersebut, serta baru saja melakukan perjalanan dari negara berisiko tinggi, haruslah melaporkan pada otoritas dalam tiga jam. Mereka yang berbohong soal gejala dan riwayat perjalanan bisa terkena deportasi.
Baca Juga
Indonesia Absen, Restoran di Thailand Jadi Wakil Tunggal Asia Tenggara di Top 50 Restoran Paling Ikonis di Dunia 2024/2025 Versi TasteAtlas
Penghasil Terbesar, Negara Ini Justru Larang Bawa Durian di Transportasi Umum
Menjajal Konsep All You Can Eat Restoran Autentik Thailand di Jakarta, Bisa Panggang Daging Sesukanya
Advertisement