Liputan6.com, Jakarta - Akibat hujan deras yang berlangsung Selasa (27/2/2020) dini hari hingga pagi menyebabkan beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya banjir. Untuk meringankan beban para korban, PT Pertamina Lubricants memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari, serta kembali membuka layanan penggantian oli gratis bagi kendaraan yang terdampak.
Sebagai wilayah Ring 1 Production Unit Jakarta, Kelurahan Tugu Selatan menjadi salah satu area yang terdampak cukup besar. Pada 24 sampai 25 Februari 2020, Pertamina Lubricants berkoordinasi dengan anggota Kampung Siaga Banjir (KSB) menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji, air minum, telor, beras, minyak goreng, sarden, kecap, minyak kayu putih, dan pampers.
Baca Juga
Advertisement
Bantuan tersebut ditujukan untuk lebih dari 254 jiwa korban banjir dan sebanyak 255 KK yang berlokasi di pengungsian Stadion Tugu Selatan, khusunya warga RT 06, 07, 08, 09 RW 04 Kel Tugu Selatan.
Anak usaha PT Pertamina (persero) di bidang pelumas ini, juga membuka Lubecare Mobile Service, yakni truk pelayanan ganti oli yang kembali siap melayani penggantian oli secara gratis untuk motor-motor yang terdampak banjir, selama tiga hari yaitu 26 sampai 28 Februari 2020, untuk lebih dari 300 motor.
Dijelaskan Iwan Ridwan Faizal, Corporate Secretary PT Pertamina Lubricants mengatakan bahwa bantuan ini juga merupakan kontribusi dari konsumen dan masyakarat Indonesia dibidang kemanusiaan melalui program Pertamina Lubricants Yuk!.
"Berbagi itu indah dimana hasil penjualan setiap pembelian 1 liter pelumas selama Januari dan Februari 2020, telah disisihkan untuk berbagi kepada sesama," ujar Iwan dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Kamis (27/2/2020).
Keberadaan Kendaraan Listrik Mengancam Pertamina?
Pemerintah Indonesia berupaya mendorong kehadiran kendaraan listrik dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Namun, Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Rhenald Kasali mengatakan, percepatan penerapan kendaraan listrik di Indonesia akan membuat bisnis pom bensin milik PT Pertamina terancam. Sebab, motor dan mobil listrik nantinya hanya akan membutuhkan baterai listrik berbahan lithium.
"Komponen terbesarnya adalah ada di baterai dan pajaknya tentunya. Saudara-saudara nanti mungkin SPBU akan berkurang, tidak sebanyak sekarang. Sementara kita masih invest banyak sekali kilang minyak karena kita banyak membangun jalan tol baru," ujarnya di Gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis (3/10/2019) dikutip dari Merdeka.com.
"Mungkin nanti yang terjadi bukan lagi stasiun pengisian pompa bensin, yang kemudian stasiun pengisian kendaraan listrik, bukan itu barang kali. Karena tidak mungkin orang mengisi baterai 1-2 jam di pom bensin atau pom listrik, yang ada adalah orang kasih akinya. Akinya diisi, mirip tabung gas melon itu," sambungnya.
Advertisement
Komponen Mobil
Rhenald melanjutkan, ke depan industri komponen mobil juga akan tergantikan. Sebagian besar komponen mobil yang ada saat ini akan menyesuaikan dengan komponen mobil listrik yang dikenal lebih simpel.
"Dapatkah Anda bayangkan apa yang terjadi dengan Pertamina? Apa yang terjadi nanti kalau kendaraan semakin hari semakin banyak mobil berbahan bakar listrik. 40 sampai 60 persen komponen kendaraan yang sudah ada industrinya barangkali sudah tidak relevan lagi. Karena industri kendaraan berbasis listrik itu sangat simpel," jelasnya.
Meski demikian, dia menambahkan, industri listrik nantinya akan diuntungkan dengan adanya kendaraan listrik. Kondisi tersebut juga akan membuat perusahaan menciptakan baterai yang memiliki harga yang mampu bersaing di pasaran.
"Coba saudara bayangkan, apa akibat dari perpres percepatan motor dan mobil listrik? Kalau kemudian nanti di Morowali, Indonesia berhasil memproduksi baterai berbahan lithium, nanti harga baterainya semakin hari pasti semakin murah," tandasnya.
Sumber: Merdeka.com