Remaja 13 Tahun Gegar Otak Gara-Gara Ikut Skullbreaker Challenge di TikTok

Seorang siswa menderita gegar otak gara-gara melakukan tantangan yang sedang viral di TikTok, skullbreaker challenge.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2020, 13:00 WIB
foto: twitter @nicolewong89

Liputan6.com, Jakarta - Seorang siswa di salah satu sekolah menengah di Cherry Hill, New Jersey, Amerika Serikat menderita gegar otak gara-gara melakukan tantangan yang sedang viral di TikTok, skullbreaker challenge.

Mengutip laman Fox News, Kamis (27/2/2020), distrik sekolah di Florida telah memperingatkan orangtua mengenai tren ini.

Dokter juga mengatakan bahwa skullbreaker challenge bukan suatu lelucon karena dapat menyebabkan cedera serius.

Hingga saat ini, TikTok sudah memberikan tanggapan bahwa mereka akan terus menghapus video skullbreaker challenge ini dari platform-nya.

Senator New York, Chuck Schumer, minggu lalu mengatakan bahwa pakar keamanan nasional telah menyuarakan keprihatinannya tentang penanganan data pengguna seperti info pribadi, lokasi, dan konten TikTok lainnya.

Sebelumnya, senator New York Chuck Schumer mengatakan pakar keamanan nasional telah menyuarakan keprihatinan tentang pengumpulan serta penanganan data pengguna dan informasi pribadi, lokasi, dan konten TikTok lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Apa Itu Skullbreaker Challenge?

TikTok Skullbreaker, lelucon berbahaya yang bisa renggut nyawa. (dok. Instagram @mrhackerco/https://www.instagram.com/p/B8rIvign9V4//Adhita Diansyavira)

Nama tantangan skullbreaker challenge berasal dari bahasa Spanyol yaitu 'Rompcráneos' yang artinya "pemecah tengkorak".

Dilansir New York Post, tantangan ini mulanya datang dari Venezuela. Skullbreaker challenge dilaporkan viral di Amerika Serikat dan Meksiko, serta memakan banyak korban.

Skullbreaker challenge mengharuskan tiga orang berdiri sejajar dan meloncat. Saat meloncat, orang di sisi kiri dan kanan menendang kaki orang yang ada di tengah agar jatuh.

Korban yang terjatuh biasanya akan jadi bahan lelucon. Namun, aktivitas ini justru membahayakan karena bisa menyebabkan cedera, gegar otak, patah tulang, dan bahkan meninggal dunia.

(Fitriah Nurul Annisa/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya