Pemerintah Tiongkok Hapus Gim Plague Inc dari App Store

Pengembang di balik gim populer Plague Inc mengklaim pemerintah Tiongkok mengategorikan gim tersebut sebagai konten ilegal.

oleh M Hidayat diperbarui 28 Feb 2020, 12:30 WIB
Plague Inc. (Doc: Techspot)

Liputan6.com, Jakarta - Pengembang di balik gim populer Plague Inc, Ndemic Creations, mengklaim pemerintah Tiongkok mengategorikan gim tersebut sebagai konten ilegal di App Store untuk wilayah Tiongkok. Oleh karena itu, gim itu dihapus dari App Store.

"Kami baru saja diberi tahu bahwa Plague Inc dituduh memuat konten ilegal di Tiongkok oleh Lembaga Pemerintah Tiongkok di Bidang Siber dan telah dihapus dari App Store. Situasi ini sepenuhnya di luar kendali kami,” kata Ndemic dalam sebuah pernyataan di situs webnya dikutip dari Reuters, Jumat (28/2/2020).

Plague Inc merupakan sebuah gim simulasi strategi yang memungkinkan pengguna membuat dan mengembangkan patogen untuk menghancurkan dunia.

Popularitas Plague Inc meroket sejak virus corona menjadi pembicaraan global. Per Januari, gim ini bahkan menduduki peringkat pertama di App Store wilayah Tiongkok.

"Prioritas utama kami adalah mencoba dan melakukan kontak dengan Lembaga Pemerintah Tiongkok di Bidang Siber untuk memahami perhatian mereka dan bekerja dengan mereka untuk menemukan solusi," kata Ndemic.


Ndemic diberondong pertanyaan seputar virus corona

Ndemic yang berbasis di Inggris mengatakan telah menerima banyak pertanyaan mengenai wabah virus corona Wuhan ini. Namun, Ndemic Creations merekomendasikan untuk membaca informasi resmi yang diunggah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kami mendapat banyak pertanyaan tentang wabah virus corona yang tengah berlangsung. WHO memiliki sejumlah informasi hebat," kata Ndemic.

Adapun alasan jumlah unduhan gim ini meningkat lantaran banyak yang percaya bahwa pemilik iPhone di Tiongkok mengunduh gim ini dalam upaya mengatasi kekhawatiran mereka terhadap virus corona.

Peningkatan serupa dalam jumlah unduhan direkam oleh Plague Inc. juga terjadi pada 2014, yakni saat virus Ebola menyerang Afrika.

(Why/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya