Liputan6.com, Jakarta Di usia 20, Moin Junnedi telah mengalami 300 kali patah tulang. Atlet renang India ini menyandang osteogenesis imperfecta yang menyebabkan disabilitas fisik berat.
Pertumbuhan tidak sempurna dan tulang serapuh gelas membuatnya tak dapat melakukan berbagai hal. Ia bergantung pada sang ibu dan hanya dapat menghabiskan waktu di rumah.
Advertisement
Keadaan ini pula yang menjadi penyebab ia tak diterima di berbagai sekolah. “Aku tidak bisa memasukkannya ke sekolah biasa, tapi sekolah luar biasa juga mengabaikannya,” kata sang ibu, Kouser pada Barcoft TV.
Kouser mengingat, saat anaknya lahir dokter menghampiri dan berkata bahwa anaknya hanya akan bertahan dalam tiga hari. Dokter itu menambahkan, keadaannya tidak dapat disembuhkan.
Moin acap kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang. Ia bertekad untuk membuktikan bahwa pandangan orang-orang salah.
“Sebelum saya mulai berenang, hidup tidak berjalan baik. Aku tidak punya teman, tidak melakukan apa-apa di rumah dan hanya menonton tv,” ucap Moin.
Simak Video Berikut Ini:
Setelah Terjun ke Dunia Renang
Kehidupan Moin mulai berubah saat sang ibu memasukkannya dalam klub renang. Perlahan-lahan ia berlatih bersama pelatihnya, Umesh.
“Moin telah berpartisipasi dalam tiga kompetisi internasional. Pertama di Puerto rico 2012 dia berhasil mendapat medali emas. Itu seperti mimpi jadi kenyataan,” kata Umesh.
Berbagai pertandingan nasioanl dan internasional telah diikutinya. Hingga kini, ia berhasil mendapatkan total 22 medali.
“Saat Moin hadir dalam kehidupanku, aku mendapat lebih banyak motivasi. Aku berharap orang-orang melihatnya dan memulai perjalanan renang mereka lagi dan menjadi pemenang,” tambah Umesh.
“Aku tak pernah berpikir bahwa aku bisa menjadi perenang. Aku punya mimpi untuk membuat negaraku bangga dengan bertanding di olimpiade. Saat aku berada di atas air aku merasa berada di surga,” pungkas Moin.
Advertisement