Liputan6.com, Tokyo - Panitia Olimpiade Tokyo 2020 bersiap untuk meminimalisir acara kirab obor karena kekhawatiran wabah virus corona. Selain rute pawai obor, pengurangan jumlah peserta serta pembatasan penonton juga dipertimbangkan sebagai bagian upaca pencegahan virus COVID-19.
"Perampingan adalah salah satu pendekatan yang bisa kita pertimbangkan," kata Ketua Eksekutif Tokyo 2020 Toshiro Muto. "Menyatukan penonton dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko infeksi," sambungnya.
Advertisement
Kirab obor Olimpiade 2020 bakal dimulai pada 26 Maret di Fukushima. Obor dijadwalkan mencapai National Stadium Tokyo pada 24 Juli.
Hingga Kamis (27/2/2020) pukul 19.00 WIB, virus Corona telah memakan 2.804 nyawa dan menginfeksi lebih dari 82.000 orang di seluruh dunia. Penyebaran virus turut memengaruhi pagelaran sejumlah turnamen kualifikasi Olimpiade 2020.
Pelaksanaan pesta olahraga terbesar di muka bumi itu juga dipertanyakan. Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menegaskan keputusan akhir baru diambil akhir Mei. Jika Virus Corona belum terkendali hingga saat itu, ada kemungkinan Olimpiade dibatalkan.
Panitia Tokyo 2020 juga menunda pelatihan relawan Olimpiade dan Paralimpiade karena wabah tersebut. Ada 189 kasus infeksi virus corona di Jepang yang sejauh ini melaporkan tiga kematian.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sesuai Jadwal
Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto menepis kekhawatiran dan menegaskan Olimpiade, yang dijadwalkan berlangsung mulai 24 Juli, akan berjalan sesuai rencana.
"Yang akan kami lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tanpa rasa cemas dan memuaskan IOC," tambah Hashimoto.
Advertisement