Kulit Terbakar Akibat Paparan Sinar Matahari, Segera Lakukan 4 Langkah Ini

Kulit terbakar akibat sinar matahari, segera ikuti 4 langkah berikut ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Feb 2020, 08:00 WIB
Dampak buruk sinar UV matahari terhadap kulit. (Foto: unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Menggunakan tabir surya sebelum berpergian adalah cara terbaik untuk melindungi kulit dari teriknya matahari. Namun, kesalahan bisa saja terjadi, seperti berjemur di tepi pantai atau bahkan melewatkan penggunaan tabir surya, dapat meningkatkan risiko terbakar.

“Setiap jenis kondisi kulit terbakar karena sinar matahari menyebabkan kerusakan DNA dalam sel-sel kulit. Itu dapat menyebabkan menyebabkan mutasi, sehingga bisa terjadi kanker kulit,” kata direktur bedah dermatologis di Boston, Kavitha Reddy, MD, dilansir dari Men’s Health pada Jumat, (28/2/2020).

Jadi, penggunaan tabir surya secara tepat menjadi kunci agar tidak terbakar sinar matahari. Namun, bila itu sudah terlanjur terjadi, bagaimana cara meredakannya?

Berikut ini cara untuk menenangkan kulit setelah terbakar dari sinar matahari.

Segera berlindung

Jika sedang berada di luar dan melihat kulit terasa panas atau bahkan terasa sakit dan memerah, itu isyarat untuk segera masuk ke dalam ruangan agar terhindar dari sinar matahari.

“Tetap berada di luar, di bawah sinar matahari hanya akan membuat luka bakar semakin parah,” ucap Reddy.

Namun, jika terjebak di luar, setidaknya pergilah untuk meneduh. Kemudian, aplikasikan lagi tabir surya dengan SPF minimal 30.

Kata Reddy, mengaplikasikan tabir surya menjadi penting karena biasanya ada beberapa paparan sinar UV yang berlanjut dan bahkan setelah seseorang menemukan tempat untuk berteduh.

Menurut American Academy of Dermatology, tabir surya membutuhkan 15 menit untuk menyerap ke dalam kulit dan mulai bekerja. Sembari menunggu, bisa untuk minum air agar tetap terhidrasi.

Apabila masih merasa terlalu panas, basahkan handuk dan kompres di atas kepala.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Mandi atau berendam

Ilustrasi mandi. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Saat berada dalam ruangan, mandi atau berendam air dingin untuk mulai meredakan sensasi terbakar.

“Air dingin juga bisa mengurangi aliran darah berlebih ke kulit yang akan membantu mengurangi peradangan dan kemerahan,” ujar Reddy.

Jika luka bakar hanya pada sebagian kecil di tubuh, seperti di bahu atau wajah, kompres dingin juga akan membantu meredakannya. Hindari meletakkan es batu secara langsung pada luka bakar karena dapat mengiritasi kulit, menurut Yayasan Kanker Kulit.

Jika mandi, tetap mandi dengan air dingin pada tekanan serendah mungkin atau bahkan berendam dalam bak dingin sampai kulit sembuh. Uji suhu air dengan area tubuh yang tidak terbakar sinar matahari.

Untuk hasil yang berpotensi lebih baik, coba menambahkan beberapa sendok makan soda kue ke bak mandi. Pastikan untuk tidak terlalu lama berendam, maksimal 20 menit dan setelah itu keringkan.

 


Oleskan pelembap

Ilustrasi kecantikan pakai pelembap (iStockphoto/Youngoldman)

Saat setelah selesai mandi, keringkan dengan mengelus kulit sensitif dengan handuk.

Reddy menyarankan, kemudian, oleskan pelembap yang mengandung bahan-bahan yang menenangkan, seperti lidah buaya atau kedelai.

“Pelembap adalah kuncinya. Kulit terbakar itu membuat kulit menjadi kering dan membuatnya lebih rentan terhadap kehilangan air,” ujar Reddy.

Untuk bintik-bintik yang benar-benar menyakitkan, American Academy of Dermatology merekomendasikan penggunaan krim hidrokortison OTC, yang mengurangi gatal, kemerahan, dan pembengkakan.

Pastikan untuk menghindari penggunaan lotion atau krim dengan bahan benzocaine (atau bahan lain yang berakhiran “-caine”). Mereka dapat mengiritasi kulit yang terbakar atau menyebabkan reaksi alergi.

Jangan mengelupaskan kulit yang terbakar

Ketika luka bakar sedang disembuhkan, cobalah untuk tidak melakukan apapun yang akan membuatnya semakin buruk. Jagan dikelupas meskipun itu menggoda.

“Jika kamu menderita luka bakar dan kulit mulai mengelupas, jangan dikelupas. Hindari scrub yang keras dan waslap kasar,” ucap dokter kulit di Los Angeles, Sonia Batra, MD.

Ia juga menambahkan untuk tidak menggaruk kulit yang terbakar. Itu dapat memungkinkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

Kapas menjadi pilihan terbaik untuk kulit sensitif dan terbakar sinar matahari. Semakin lembut, semakin baik. Untuk pakaian, gunakan pakaian yang sedikit lebih longgar.

Jika luka bakar tampaknya tidak kunjung membaik setelah seminggu, atau merasa demam dan mual, segera mencari perawatan medis.

Penulis : Vina Muthi A.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya