Mandikan Bayi dengan Sabun Bikin Kulit Bayi Iritasi

Bayi baru lahir memiliki kulit yang lembut, dan mandi dengan sabun setiap hari dan terlalu lama lebih cenderung berefek negatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Feb 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Memandikan bayi tanpa membuat kulitnya iritasi adalah satu “ladang ranjau” yang harus dilalui orangtua baru. Ketua komite Society for Pediatric Dermatology, Condoro menuturkan, bayi baru lahir memiliki kulit yang lembut, dan mandi dengan sabun setiap hari dan terlalu lama lebih cenderung berefek negatif.

“Memandikan bayi terlalu lama dapat mengeringkan kulit, membuatnya gatal, dan ruam,” jelas profesor dermatologi dan pediatri di University of California, San Francisco yang berpraktik di UCSF Benioff Children's Hospital, dr. Kelly M. Cordoro, MD.

Condoro menyarankan orangtua baru untuk menggunakan sabun secara konservatif. "Sabun bisa sangat mengiritasi dan tidak perlu, karena dapat mengikis lapisan atas sel-sel kulit pelindung, minyak alami, bakteri sehat normal, membuat kulit kering, gatal, rentan terhadap iritasi, dan mungkin infeksi kulit,” katanya.

Para ahli menyarankan untuk mandi air hangat selama 10-15 menit dengan pelembab, sehingga dapat membuat bayi nyaman dan rileks tanpa efek yang dapat berpotensi merusak kulit. 

Menurut Cordoro, mandi sabun tidak lebih dari tiga kali seminggu sudah cukup selama area popok dibersihkan secara menyeluruh pada waktu yang berbeda.

 

Simak Video Menarik Berikut:


Meningkatkan frekuensi mandi pada anak prasekolah

Ilustrasi cegukan pada bayi. (iStockphoto)

Disadur dari The New York Times, mandi bisa membuat bayi stres, dan beberapa hal seperti memeriksa suhu air, tidak meninggalkan bayi tanpa pengawasan, dan memandikan bayi di bak mandi dengan gendongan atau kursi yang dapat membantu menopang berat badan mereka agar tidak mudah tergelincir perlu diperhatikan.

Periksa air dengan siku (lebih sensitif terhadap suhu daripada tangan), dan air harus mendekati suhu tubuh normal dan tidak terasa panas atau dingin saat disentuh.

Bagi balita dan anak-anak prasekolah perlu meningkatkan frekuensi mandi mereka. Dokter kulit anak yang berbasis di Connecticut, dr. Brittany Craiglow mengatakan, "Mandi harus meningkat frekuensinya seiring bertambahnya usia anak-anak, tetapi ini tidak berarti bahwa mandi setiap hari selalu diperlukan," katanya.

Menurutnya, tidak apa-apa untuk membersihkan anak-anak dengan tisu atau lap basah ketika mereka kotor dengan cat atau spidol, namun jika mereka benar-benar kotor seperti dari bermain di lumpur, Craiglow mengatakan bahwa mandi adalah pilihan yang lebih baik.

 

Penulis: Lorenza Ferary

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya