Liputan6.com, Jakarta Buah mengkudu atau Morinda citrifolia banyak ditemukan di Tahiti, Hawaii, Asia Tenggara, Australia dan India. Buah ini sering dipakai menjadi obat sejak dulu.
Buah mengkudu yang juga disebut murbei India cukup diminati karena kulitnya bisa digunakan sebagai pewarna merah dan kuning untuk pakaian dan batik. Lalu, batang, daun, kulit kayu, dan akar pohon ini juga digunakan sebagai obat.
Advertisement
Buah ini juga sering disebut buah keju karena aromanya yang kuat dan rasanya yang pahit.
Orang tua dulu sering meminum jusnya untuk mengobati sembelit, diare, infeksi kulit, dan sariawan. Tumbukan daunnya juga dipakai untuk mengobati luka.
Jus mengkudu dikenal kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan. Sehingga praktisi pengobatan tradisional sering menggunakannya sebagai obat diabetes, hipertensi, gangguan haid, penyakit jantung, penyakit lambung, depresi, aterosklerosis, HIV, dan kanker. Sayangnya bukti penelitian yang mendukung klaim ini belum kuat.
Dr Pat O'Mahony, kepala spesialis bioteknologi Food Safety Authority of Ireland (FSAI) mengatakan, "Tidak ada bukti ilmiah untuk membenarkan klaim bahwa jus mengkudu memberikan manfaat kesehatan khusus atau bahkan menyembuhkan atau mencegah suatu penyakit."
"Kami takut bahwa konsumen lebih memilih penawaran manfaat jus buah mengkudu (yang belum ada buktinya) dan meninggalkan perawatan medis konvensional." ujarnya.
Sering Dilebih-Lebihkan
Efek anti radang jus mengkudu sering dilebih-lebihkan oleh produsen obat tradisional, namun ada satu manfaat nyata bagi seorang perokok. Studi tahun 2012 dari University of Illinois melaporkan bahwa minum jus mengkudu 29,5-188 milimeter per hari selama 30 hari secara rutin akan mengurangi kadar kolesterol, trigliserida, dan peradangan pada perokok, dilansir dari VeryWellFit.
Meskipun temuan ini menjanjikan, namun jus mengkudu tidak menunjukkan dapat mengurangi efek merokok atau memberi efek serupa pada non-perokok. Maka dari itu masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Di sisi lain, Dr. Manoj K. Ahuja, Rumah Sakit Fortis mengatakan, buah mengkudu telah digunakan secara medis untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mendetoksifikasi tubuh selama ribuan tahun. Banyak orang Asia percaya, mengkudu kaya akan antioksidan kuat seperti Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B3 (niasin) dan zat besi.
Dokter Anak yang berbasis di Baltimore, Dr. Mona Harrison, MD mengatakan, “Saya memiliki berbagai pasien yang telah mendapat manfaat dari jus mengkudu, dan bagi banyak orang tampaknya memengaruhi begitu banyak sistem tubuh”.
Model Australia Miranda Kerr telah minum jus Tahitian Noni (mengkudu) selama 14 tahun sampai sekarang dan itu satu-satunya hal yang tidak bisa ia tinggalkan, terutama jika ia memiliki hari yang panjang. "Ini tidak hanya bagus untuk kulit Anda, tetapi juga untuk kesehatan secara umum."
Advertisement
Kontraindikasi
Meskipun kemungkinan aman untuk dikonsumsi, ada kekhawatiran jika mengonsumsi jus mengkudu atau ekstraknya dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kerusakan hati.
Hal itu karena mengkudu mengandung antrakuinon, senyawa yang bersifat hepatotoksik (Racun bagi hati) dan bersifat karsinogenik. Dalam beberapa laporan telah mengkonfirmasi cedera hati, termasuk hepatitis dan gagal hati terkait konsumsi mengkudu.
National Institutes of Health menyarankan untuk tidak memberikan jus mengkudu pada penderita penyakit hati, terutama hepatitis C kronis dan hepatitis B.
Jus mengkudu yang kaya kalium juga harus dihindari bagi penderita penyakit jantung, ginjalm dan hati, serta bagi pengguna potassium-sparing diuretics, inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin karena dapat menyebabkan hiperkalemia (kadar kalium yang terlalu tinggi).
Memperlambat Pembekuan Darah
Bagi penderita kelainan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti Coumadin (warfarin) atau Plavix (clopidogrel), meminum jus mengkudu akan memperlambat pembekuan darah. Mengkudu juga tinggi kadar gulanya, jadi harus digunakan hati-hati pada penderita diabetes.
Mengkudu juga dapat berinteraksi dengan obat dan perawatan lain, seperti kemoterapi, radiasi dan masih banyak lagi.
Karena kurangnya penelitian keamanan maka sebaiknya mengkudu tidak diberikan kepada wanita hamil, ibu menyusui, atau anak-anak.
Masih belum ada pedoman penggunaan yang tepat, tapi dalam sebuah penelitian tahun 2009 mengemukakan bahwa mengkudu aman dikonsumsi hingga 750 mL (atau sekitar 700 gram) per hari. Jus mengkudu dan suplemennya hanya dimaksudkan untuk penggunaan jangka pendek saja.
Advertisement