Liputan6.com, Jakarta Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno menanggapi pernyataan Politikus Demokrat Andi Arief yang enggan berkoalisi dengan PDIP dan Gerindra. Hendrawan mengingatkan supaya tidak terperangkap fenomena yang sementara.
"Politik sangat dinamis. Pilihan-pilihan politik bisa berubah setiap waktu. Jadi jangan terperangkap dengan fenomena yang sifatnya temporer," ujar politikus PDIP Hendrawan melalui pesan singkat, Jumat (28/2/2020).
Advertisement
Hendrawan mengatakan, ruang penjajakan masih harus terbuka. Sebab, seni membangun kebersamaan dan kesepakatan adalah bagian dari politik.
"Jadi ruang saling berkomunikasi, saling menjajaki, harus terus dibuka dan dimanfaatkan. Seni membangun kebersamaan dan kesepakatan adalah bagian dari politik," kata dia.
Soal kans PDIP dan Gerindra berkoalisi di 2024, Hendrawan menilai mungkin terjadi. Namun masih terlalu jauh.
"Masih jauh. Dalam politik, semua serba mungkin. Tapi ketergesa-gesaan juga berbahaya," kata dia.
Bangun Kekuatan Politik
Partai Demokrat mengendus rencana membangun kekuatan politik besar antara PDIP dan Partai Gerindra. Hal itu tampak dari pertarungan politik pemilihan Wagub DKI di DPRD Jakarta.
Politikus Demokrat Andi Arief menyayangkan hal itu. Apalagi, membangun kekuatan itu di tengah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDIP masih berkuasa. Hal tersebut dinilai tidak etis.
"Tahun 2024 masih lama. Tapi PDIP dan Gerindra memulai genderang bersatu dari sekarang. Itu hal biasa, meski tak elok Pak Jokowi kekuasaannya berusia muda di jabatan ke dua. Perang pertama dimulai pemilihan cawagub DKI. Tidak mungkin Demokrat mendukung koalisi Gerindra dan PDIP," kata Andi kepada wartawan, Jumat (28/2).
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement