BMKG Juanda: Hujan Bakal Guyur Surabaya hingga Sore

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna mengaakan, hujan di Surabaya akan berintensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mar 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan, hujan berpeluang terjadi siang hingga sore di Surabaya, Jawa Timur pada  Minggu (1/3/2020).

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna mengaakan, hujan di Surabaya akan berintensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari. Suhu udara akan mencapai 26 derajat celsius hingga 34 derajat celsius. “Kelembapan udara sekitar 70-95 persen dengan arah angin dari barat 30-35 KM per jam,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Mengutip laman BMKG Juanda, cuaca di Surabaya pada siang hari terpantau berawan di sebagian besar wilayah. Suhu udara 31 derajat celsius dengan kelembapan 80 persen.

Arif juga mengimbau untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat di sejumlah wilayah pada 1 Maret 2020 antara lain pada siang hingga sore di Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Magetan, Kabupaten Blitar.

Selain itu, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya