Liputan6.com, Jakarta - Ranu Manduro di Desa Manduro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang viral sejak pekan lalu membuat masyarakat penasaran. Apalagi sesudah penyanyi via vallen menyambangi Ranu Manduro.
Lewat akun instagram @viavallen, ia mengunggah perjalanannya saat mengunjungi Ranu Manduro yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. Ia terlihat memakai sepeda motor dan membonceng dengan menggunakan masker. Dalam unggahan video saat mengunjungi Ranu Manduro, ia sempat menyebutkan feeling good, like i should. Via Vallen tampak menganggumi Ranu Manduro.
Ia juga berharap agar tempat tersebut segera mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten Mojokerto melihat potensi pariwisata tersebut. Via Vallen juga mengharapkan pemerintah kabupaten Mojokerto juga turut mengembangkannya karena potensi alamnya.
Baca Juga
Advertisement
Nah, pada akhir pekan ini tampak di sejumlah akun di media sosial menunjukkan ramainya Ranu Manduro, Desa Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur. Di Ranu Manduro tampak banyaknya pengunjung dengan mengendarai sepeda motor.
Padahal tempat tersebut sudah terdapat papan larangan keras untuk memasuki wilayah tersebut. Apalagi Ranu Manduro merupakan area bekas galian tambang. Namun, hal itu tak menyurutkan antusias pengunjung. Tampak pengunjung berdesak-desakan untuk menelusuri wilayah tersebut.
Salah satunya video yang diunggah warganet _chalisa.ham pada Minggu (1/3/2020). Mengutip akun instagram tersebut, ia menulis suasana pagi ini, wisata yang lagi viral akhir-akhir ini. Kalau filling gutan mending datang pas hari biasa. Keadaan tempatnya Minggu ini rame banget. Sekedar info kalau mau ke sini mending hari biasa agak sepi.
Video yang diunggah tersebut sudah ditayangkan mencapai 2.676 tayangan dan mendapatkan 41 komentar.
Demikian juga video yang diunggah dalam akun instagram @lovesuroboyo. Video tersebut juga menunjukkan ramainya pengunjung di tempat wisata tersebut. Banyak pengunjung menggunakan sepeda motor untuk mengunjungi Ranu Manduro.
Dalam unggahan @lovesuroboyo menulis caption viralnya "feeling good" Ranu Manduri di Ngoro Mojokerto kini dipenuhi lautan manusia. Jarak Mojokerto dengan Kota Surabaya hanya 56 KM atau basa ditempuh waktu 1 jam+. Admin @lovesuroboyo pun mengingatkan untuk menjaga keindahan alam.
Video tersebut mendapatkan 747 komentar hingga artikel ini dibuat. Warganet pun menyampaikan beragam komentar. Bahkan ada warganet yang juga kebetulan berada di sana. Salah satunya komentar yang ditulis oleh @zaka_jores.
@zaka_jores Tadi saya terjebak di tengah2
Selain itu ada menyebutkan kalau anak mapala pun menemukan tempat yang indah tak pernah diunggah di media sosial. @lidaaayyy makanya kata temanku anak-anak mapala asli (yang ga cari konten doang), nemu-nemu surge gini gapernah post, karna kalo udah dipost bukan pencinta alam lagi Namanya, ganti jadi perusak alam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ranu Manduro Jadi Viral, Begini Imbauan Dinas Pariwisata Mojokerto
Sebelumnya, Ranu Manduro menjadi sorotan warganet baik di twitter dan instagram pada pekan ini. Ranu Manduro yang berada di Desa Manduro, Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur memikat warganet.
Video yang diunggah lewat akun instagram @asli_mojokerto menunjukkan Ranu Manduro daerah pegunungan hijau dengan hamparan rumput. Tampak bebatuan dan terlihat latar belakang pegunungan.
Akun Instagram @asli_mojokerto mengunggah caption kalau Ranu Manduro termasuk salah satu destinasi yang belum banyak diketahui masyarakat umum di Mojokerto. Ranu Manduro disebutkan merupakan area bekas tambang dengan latar belakang pemandangan Gunung Penanggungan.
"Area bekas tambang dengan background view Gunung Penanggungan ini sungguh indah untuk dinikmati. Pokoknya gokil banget nih tempat!,” seperti dikutip dalam tulisan caption tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo menuturkan, Ranu Manduro tersebut benar berada di Mojokerto, Jawa Timur. Ia menuturkan, tempat tersebut ramai sejak viral pada pekan ini. Ranu Manduro tersebut bukan tempat wisata yang dikelola resmi. Tempat tersebut merupakan lahan milik swasta, bekas lokasi pertambangan galian C.
"Tidak (tidak resmi-red) karena bukan tempat wisata. Kalau dipakai wisata harus ada izinnya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 29 Februari 2020.
Susilo menambahkan, kalau sudah ada papan larangan untuk memasuki wilayah tersebut. “Mungkin dari pemilik lahan,” ujar dia.
Susilo pun mengimbau masyarakat untuk waspada dan hati-hati saat mengunjungi tempat tersebut karena tanah masih labil. "Bekas galian tambang dan ada kubangan-kubangan," ujar dia.
Selain itu, pengunjung juga perlu waspada, menurut Susilo mengingat akhir-akhir ini cuaca ekstrem dan kuatir ada longsor.
Advertisement