Liputan6.com, Grobogan - Sebuah semburan lumpur bercampur gas berbau menyita perhatian warga Purwodadi Grobogan. Semburan itu berasal dari pembuatan sumur bor di Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
Sumur bor yang dibuat di dekat persawahan itu menyemburkan air bercampur gas dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Sri Hartatik, salah satu warga mengungkapkan, kabar semburan air bercampur gas dengan cepat menyebar.
“Semburannya sangat tinggi. Ada aroma seperti gas. Pagi sampai siang, semburan lumpur dan air mengarah ke sawah yang sudah siap panen,” kata Sri Hartatik.
Baca Juga
Advertisement
Karena banyaknya warga di sekitar semburan, Polres Grobogan langsung memasang garis polisi di sekitar lokasi semburan. Harapannya tidak lama segera berhenti, jika terus menurus apa lagi berhari-hari ditakutkan bisa muncul bencana Lapindo.
Sementara itu pemilik lahan, Kahar menjelaskan, semburan terjadi di area lahan miliknya muncul dari proses pengeboran yang sedang dilakukan.
“Semburan lumpur masih terus terjadi. Kira-kira tingginya sekitr 10 meter bahkan bisa lebih. Air yang keluar ada minyak dan pasir,” katanya.
Simak Video Menarik Berikut
Semburan yang Tak Kunjung Reda
Ada ketakutan jika sampai air tidak bisa segera dihentikan. Kondisi ini karena sumur berada tepat didekat sawah yang tanaman padinya siap panen. Selain itu ketakutan lain yakni jika membesar dan menutup perkampungan.
Endang Sulistiowati, Kepala BPBD Kabupaten Grobogan, menjelaskan, semburan terjadi sekitar pukul 10.05 WIB. Air keluar dari pipa proyek pengeboran pembuatan sumur.
“Pengeboran sumur dilakukan sejak Rabu pukul 13.00 wib, saat semburan terjadi, perkiraan pengeboran mencapai kedalaman 40 meter,” kata Endang.
Penghentian semburan campuran air, lumpur, pasir beraroma gas, diperkirakan memerlukan tim khusus dan pekerjaan memerlukan beberapa hari. Bupati Grobogan, Sri Sumarni meminta Dinas Energi Sumberdaya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jateng melakukan langkah cepat dengan menghentikan semburan yang terjadi.
“Kita minta ESDM bekerja cepat. Jangan sampai nanti semburan membesar seperti kasus di Lapindo,”kata Sri Sumarni.
Mengetahui material yang keluar dari semburan mengeluarkan aroma gas, bupati meminta agar warga menjauh dari lokasi semburan.
“Saya minta warga ojo cedak-cedak demi keamanan,” kata Bupati.
Hingga saat ini semburan masih terjadi, jumlah warga yang melihat di lokasipun bertambah banyak. Bahkan untuk meminimalissi resiko, disekitar lokasi semburan juga telah dipasang garis polisi.
Advertisement