Rupiah Tumbang Lagi Dampak Penyebaran Virus Corona

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjatuh dalam pada perdagangan Senin awal pekan ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Mar 2020, 11:00 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjatuh dalam pada perdagangan Senin awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (2/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.337 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 14.317 per dolar AS. Menuju siang, rupiah terus melemah ke 13.375 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.337 per dolar AS hingga 14.375 per dolar AS. Jika dhitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,67 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.413 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.234 per dolar AS.

"Wabah virus corona masih menjadi headline dan sentimen negatif untuk aset berisiko di awal pekan ini, termasuk rupiah berpotensi tertekan lagi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara, Senin (2/3/2020).

Berita-berita menginformasikan penambahan orang terinfeksi di luar China dengan laju yang cepat seperti di Korea, Italia dan Iran, dan ada negara baru yang terinfeksi.

Indeks saham Asia terlihat dibuka negatif pagi ini. Pasar masih tertarik mengalihkan aset ke aset aman.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terus turun ke level terendah baru pada 1,027 persen karena tingginya permintaan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Manufaktur China Terkontraksi

Teller menunjukkan mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pasar juga mengantisipasi buruknya data indeks aktivitas manufaktur China pada Februari yang disurvei oleh Markit. Data berpotensi menunjukkan aktivitas manufaktur China akan berkontraksi.

Kontraksi manufaktur di China bisa memberikan dampak negatif ke negara mitranya terutama penyedia bahan baku.

Ariston memprediksi rupiah Senin ini masih berpotensi tertekan di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.

"Tapi pagi ini, seiring market berjalan, ada isu aksi stimulus global yang memberikan sentimen positif ke pasar keuangan," katanya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memprediksi rupiah Senin ini masih berpotensi tertekan dan diperdagangkan di kisaran Rp14.170 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.413 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.234 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya