Transparansi, Jurus Singapura Tangani Virus Corona Perlu Dicontoh Indonesia

Dalam menangani pasien Virus Corona, Indonesia bisa belajar dari Singapura yang langkahnya telah diapresiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Mar 2020, 13:00 WIB
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi telah mengonfirmasi dua kasus positif Virus Corona COVID-19 di Indonesia pada Senin (2/3/2020). Dalam menangani pasien Virus Corona, Indonesia bisa belajar dari Singapura yang langkahnya telah diapresiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

"Kami sangat terkesan dengan upaya yang mereka (Singapura) lakukan untuk menemukan setiap kasus, menindaklanjuti dengan kontak dan menghentikan transmisi," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa 18 Februari.

Duta besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengungkap tiga hal yang bisa dicontoh dari pemerintah Singapura dalam menghadapi wabah Virus Corona ini.

"Yang pertama adalah transparansi. Bahwa artinya secara reguler memberikan informasi kepada masyarakat melalui Kementerian Kesehatan," kata Dubes Swajaya dalam sambungan video conference yang diadakan di Kantor Staf Presiden pada Rabu 12 Februari.

Hal itu juga yang membuat pihak KBRI Singapura merilis informasi terbaru dalam bentuk rilisan untuk dibagikan kepada masyarakat.

Kedua adalah kekompakan dan kerja sama di bagian Kementerian Kesehatan dengan pihak internasional seperti yang sudah dilakukan dengan Malaysia. Selain itu, Singapura juga telah memberikan test kit untuk RRT guna memudahkan proses identifikasi tiga jenis virus.

"Yang ketiga adalah segala prosedur yang diambil sesuai dengan standar dari WHO," tambah Dubes Swajaya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


2 Kasus Positif Virus Corona di Indonesia

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana kembali menjenguk Kahiyang Ayu yang melahirkan bayi perempuan di rumah sakit. (Merdeka.com/ Ahda Bayhaqi)

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini sudah ada dua orang yang terpapar Virus Corona di Indonesia. Jokowi mengatakan, dua orang itu terinveksi Virus Corona dari warga negara Jepang. 

"Begitu ada informasi bahwa orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana positif corona, tim dari Indonesia langsung telusuri," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Orang Jepang yang ke Indonesia itu, sambung Jokowi, kemudian ditelusuri selama di Tanah Air telah bertamu ke siapa, bertemu dengan siapa saja. "Ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan 2 orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun." 

"Ibu itu di Indonesia. Sudah di rumah sakit," ujar dia. 

"Kami cek kita ternyata posisi yang sakit. Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif virus corona. Tapi perlu saya sampaikan bahwa sejak awal pemerintah benar-benar mempersiapkan," kata dia.


Di Dekat Depok

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Rapat membahas polemik kenaikan iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membenarkan  saat ini ada dua orang di Indonesia yang diduga terinfeksi virus corona. Menurut Terawan, keduanya bertempat tinggal di wilayah dekat Depok.

"(2 orang itu) di rumahnya, daerah dekat Depok," ujar Menkes Terawan, Senin (2/3/2020).

Dia menjelaskan, keduanya merupakan ibu dan anak. Sang ibu berumur 64 tahun dan anaknya 31 tahun. Prosedurnya untuk penanganan orang terduga kena virus corona sudah dilakukan.

"Kita sudah cek, kita bawa. Sudah melakukan isolasi rumah. Sesuai prosedur kita lakukan, menjaga rumahnya. Jadi sudah terdeteksi dari 1 Maret kita lakukan, begitu dengar berita, kita lakukan penelusuran, kita lakukan pemeriksaan," kata Terawan.

Dia menjelaskan, kedua orang itu melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang yang sebelumnya positif terjangkit virus corona.

"Karena ini kan kontak langsung, ini kan kita cek. Kalau enggak close kontak, itu berbeda. Kita mengacu pada epidologis, mana yang paling memungkinkan," jelas Terawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya