Bangkit dari Tragedi, SMPN 1 Turi Deklarasi Ayo Move On

Keluarga besar SMPN 1 Turi melakukan deklarasi Bangkit kembali ke sekolah ayo move on.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Mar 2020, 00:00 WIB
Keluarga besar SMPN 1 Turi melakukan deklarasi Bangkit kembali ke sekolah ayo move on di hari pertama mereka benar-benar belajar diajar oleh guru aslinya. Sebelumnya mereka harus diajar guru pendamping yang bertujuan menurunkan stres (Yanuar/Oneng N)

Liputan6.com, Yogyakarta Siswa SMPN 1 Turi Sleman kembali bersekolah dan mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan mulai Senin(2/3/2020) ini kegiatan belajar sudah kembali seperti biasa diawali dengan Deklarasi Bangkit ke Sekolah Ayo Move On.

"Hari ini dengan guru aslinya, sebelumnya kan guru dengan konsep pendampingan psikologi, kalo hari ini dengan guru aslinya sudah normal," katanya Senin (2/3/2020).

Makwan mengatakan Deklarasi Ayo Move On ini untuk memberikan dukungan kepada siswa, guru dan orang tua siswa. Sebab, pada pantauan hari Sabtu lalu masih ada siswa yang tidak mau makan, susah tidur dan sebagainya.

"Ini support untuk segera bangkit karena minggu depan juga sudah ada UTS," katanya.

Makwan mengatakan Ayo Move On ini juga untuk menandai satu pekan pendampingan psikologi yang diberikan kepada keluarga besar SMPN 1 Turi, Sleman. Posko psikologi sendiri sudah ditutup secara resmi pada Sabtu (29/2) lalu.

"Tapi di sekolah masih ada 2 psikolog dan guru BK yang berjaga membantu jika ada yang masih," katanya.

Menurutnya saat ini para siswa dinilai lebih ceria di sekolah. Bagi yang ingin membantu baik secara psikologi maupun tidak dapat menghubungi tim Sekber.

"Bagi yang mau berkontribusi ke SMPN 1 Turi bisa menghubungi sekretariat bersama perlindungan anak. Ini lintas instansi," katanya.

Simak Video Pilihan Berikut


13 siswa yang Dipantau

Keluarga besar SMPN 1 Turi melakukan deklarasi Bangkit kembali ke sekolah ayo move on di hari pertama mereka benar-benar belajar diajar oleh guru aslinya. Sebelumnya mereka harus diajar guru pendamping yang bertujuan menurunkan tingkat stress pada siswa.

Makwan menjelaskan pihaknya masih memantau perkembangan anak-anak. Sebab, masih ada 13 anak yang harus dipantau.

"26 yang mengalami gejala psikologis, ada 13 yang masih dipantau. 6 kemarin (berat) itu sudah masuk yang 13 ini, hanya tingkatannya menurun dari berat ke sedang," katanya.

Hal yang sama diungkapkan koordinator lapangan posko psikologi SMPN 1 Turi, Oneng Nawaningrum. Oneng mengatakan  masih ada 13 siswa yang membutuhkan pendampingan psikologi lanjut.

"Masih ada 13  yang butuh dipantau dari total 249 siswa yang terdampak. Satu minggu tim masih mendampingi guru BK di sekolah," katanya.

Oneng mengatakan pihaknya  telah melakukan pendampingan psikososial SMPN 1 Turi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan ini sudah dimulai Sabtu (22/2) sampai dengan Sabtu (29/2) lalu.

"Pendampingan psikososial maupun klasikal sejak Jumat (28/2) kepada guru dan staff," katanya.

Pendampingan psikologi kepada para orang tua  siswa dilakukan pada Rabu (26/2) yang dibagi menjadi dua sesi. Kunjungan ke rumah 17 siswa juga dilakukan pada hari Senin (24/2) lalu.

"Pada 28 Februari dengan teknik bercerita. Dan pengkodisian persiapan proses belajar. Selanjutnya semua kegiatan dikoordinasikan olek sekber yang dipimpin oleh dinas P3AP2KB," katanya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya